Purwokerto, NU Online
Guru besar dari Universitas Damaskus, Prof Dr Wahbah Az Zuhayli asal Suriah, memuji diselenggarakannya seminar internasional 'Islam dan Perubahan Sosial' di auditorium STAIN Purwokerto. <>
"Seminar seperti ini sangat bagus dan positif dan perlu dikembangkan. Karena tidak semua negara bisa melakukannya (selain Indonesia)," kata Syeikh Wahbah sebagaimana dikutip Dr KH Hasyim Muzadi, Kamis (21/9) malam.
Seperti diketahui, seminar sendiri merupakan kerjasama STAIN Purwokerto dengan Internasional Conference of Islamic Scholars (ICIS). Dalam sesi utama tersebut, selain Syeikh Wahbah dan Hasyim Muzadi, hadir juga Prof Atho Mudzhar guru besar dari UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
Syeikh Wahbah banyak memaparkan peta politik khususnya Islam dan Timur Tengah. Dia sesekali juga mengkritik banyak aksi revolusi atas nama demokrasi tetapi ditumpangi dengan kekerasan dan kepentingan tertentu. Sayangnya, Syeikh Wahbah tidak berkenan semua pernyataannya dalam seminar dipublikasikan.
"Syeikh Wahbah meminta pernyataan yang beliau sampaikan tidak dipublikasikan, karena terlalu sensitif," kata penerjemah bahasa usai Syeikh Wahbah memberi peringatan dalam Bahasa Arab.
Sementara Hasyim Muzadi terkait 'Islam dan Perubahan Sosial' memaparkan sulitnya meletakkan negara sesuci agama. "Negara tidak bisa diletakkan sesuci agama. Kalau agama sudah jelas, mana halal-haram. Kalau Negara, pasti akan ada perdebatan-perdebatan di dalamnya," katanya.
Gelombang revolusi di Timur Tengah, kata Hasyim, awalnya memang semangat aspirasi perubahan. Tetapi, lanjutnya, tidak jarang niat dengan semangat demokrasi itu ditumpangi oleh kepentingan-kepentingan tertentu sehingga melahirkan anarkisme.
"Apa yang melanda negara-negara Timur Tengah, bisa jadi juga mengancam Indonesia. karena jumlah umat Islam di Indonesia itu sama banyak dengan total muslim yang ada di negara-negara Timur Tengah," kata Pengasuh Pesantren Al Hikam tersebut.
Disambut Hangat
Kehadiran Syeikh Wahbah sendiri diambut hangat ulama di Banyumas Raya. Terlihat misalnya KH Su'ada (Rois Syuriah PCNU Cilacap) dari Kroya, KH Thoha Alawiy (Pesantren Ath Thohiriyyah, Purwokerto), juga ada KH Zuhrul Anam Hisyam atau Gus Anam, Pengasuh Pesantren At Taujieh Al Islamiy dan banyak lainnya.
Ketua STAIN Purwokerto, Dr Luthfi Hamidi mengaku puas. Mengingat, sebelumnya kehadiran Syeikh Wahbah dikhawatirkan karena tengah terjadi gejolak politik di Negeri asalnya, Suriah (Syiria). "Kebetulan Syeikh Wahbah termasuk populer dan jadi panutan di kalangan ulama Banyumas khususnya NU," katanya.
Ketua Panitia, Agus Sunaryo menambahkan, agenda seminar Internasional berakhir Sabtu (22/9). Setelah seminar dan mendengarkan studium general, acara diakhiri dengan penandatangaan nota kesepahaman (MoU) dengan tiga Universitas di Mesir dan Sudan. Terdapat sekitar 10 perguruan tinggi dan pesantren yang bekerjasama.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Roedjito eL Fateh
Terpopuler
1
Sosiolog Sebut Sikap Pamer dan Gaya Hidup Penyebab Maraknya Judi Online
2
Menkomdigi Laporkan 80 Ribu Anak Usia di Bawah 10 Tahun Terpapar Judi Online
3
Komisi III DPR Singgung Judi Online Masuk Kategori Kejahatan Luar Biasa
4
Kabar Duka: KH Munsif Nachrowi Pendiri PMII Wafat
5
Besok Sunnah Puasa Ayyamul Bidh Jumadal Ula 1446 H, Berikut Niat dan Keutamaannya
6
Khutbah Jumat: Peran Ayah dalam Kehidupan Keluarga
Terkini
Lihat Semua