Nasional

Wanto Berharap Naik Haji lewat Usaha Kambing

Kamis, 18 Oktober 2012 | 04:23 WIB

Pekanbaru, NU Online
Wanto (28), warga Kelurahan Tangkerang Timur, Kecamatan Tenayan Raya, Pekanbaru, Riau, begitu gigih bekerja merawat kambing-kambing milik Galugu (52) pemilik peternakan itu.
<>
Seperti dokter yang melakukan perawatan terhadap pasien-pasiennya, laki-laki kelahiran Yogyakarta ini begitu sigap meski hanya untuk kambing-kambing milik majikannya itu.

Siang itu, sekitar pukul 10.00 WIB, Wanto terlihat sibuk dengan aktivitas merawat puluhan ternak kambing yang berada pada dua kandang berukuran besar. Mulai dari memberikan makanan, minuman, bahkan faktor kesehatan hewan-hewan itu pun menjadi hal yang utama bagi kedinasan pria berambut ikal pendek ini.

Soal suntik menyuntik, diakuinya telah menjadi rutinitas yang selalu dilakukannya setiap hari demi kesehatan kambing-kambing milik sang majikan.

Wanto mengakui, berprofesi sebagai penjaga dan perawat kambing milik Pak` Galugu (sapaan majikannya-red) sudah dilakoninya sejak tiga tahun silam.

Lokasi peternakan tersebut berada tepat di depan Kantor Lurah Tangkerang Timur pada Jalah H Imam Munandar, Pekanbaru.

"Sudah sejak tiga tahun lalu saya bekerja di sini," kata Wanto yang ditanyai disela kesibukannya mengurusin hewan ternak di dalam kandang berukuran sekitar 3x10 meter itu.

Wanto tampak begitu memanjakan hewan ternak, sesekali melakukan uji fisik dan kesehatan dengan memeriksa denyut jantung hingga kemaluan si kambing.

"Sudah menjadi kebiasaan dan saya senang saja melakukannya," kata dia.

Pria yang telah dianugrahi dua orang anak dari seorang isteri ini mengakui begitu berharap dengan perayaan Lebaran Haji atau Idul Adha yang tidak lama lagi.

Biasanya, demikian Wanto, saat Hari Raya Idul Adha seperti sekarang, kebanyakan masyarakat akan berlomba-lomba untuk membeli kambing guna disembelih saat hari puncak perayaan umat muslim itu.

"Harapannya, Lebaran Haji tahun ini bisa lebih banyak lagi masyarakat yang membeli kambing di sini. Biar bisa pulang kampung ketemu anak isteri di Yogyakarta," katanya.

Biasanya, kata dia, kalau untuk pulang kampung selalu tercapai setiap tahunnya. Namun Wanto memiliki cita-cita terpendam yang sampai saat ini belum tercapai.

"Saya ingin naik haji atau minimal umroh ke tanah suci. Uang hasil kerja saya sudah saya sisihkan sejak tiga tahun lalu namun belum juga cukup," katanya.

Untuk itu, ayah dua anak ini begitu berharap agar jelang Hari Raya Haji tahun ini pembeli meningkat hingga gaji yang dia dapat juga turut besar.

"Gaji saya hitungannya bagi hasil. Semakin besar jual beli maka gaji saya semakin besar," katanya.

Wanto mengakui untuk tahun ini tidak berbeda dengan tahun sebelumnya dimana seluruh kembing yang akan diperjualkan untuk Hari Raya Idul Adha rata-rata didatangkan dari Lampung.

"Dari Lampung, kalau untuk korban kami pesan dari sana biasanya," katanya.

Untuk kambing yang ada sekarang, kata dia, merupakan jenis yang berbeda dan bukan untuk disembelih tiap perayaan Hari Raya Kurban.

Ia menguraikan setiap tahunnya biasanya majikan akan memesan sebanyak 150 ekor kambing dari Lampung untuk Hari Raya Korban.

"Biasanya pertahunnya jelang Idul Adha, `bos` memesan sebanyak 150 ekor kambing Lampung. Tahun ini belum tahun namun biasanya tidak jauh berbeda," katanya.

Tapi kalau dilihat, demikian Wanto, tahun ini jumlah pembeli dari kalangan masyarakat menurun dibandingkan tahun sebelumnya.

"Itu sih bukan harapan kami. Mudah-mudahan tidak dan masyarakat lebih tinggi lagi minatnya untuk membeli kambing," katanya.

Memang, demikian Wanto, di tahun-tahun sebelumnya, biasanya kurang sebulan lagi Lebaran Haji sudah ada yang pesan. "Namun sekarang jelang sebulan lagi belum juga ada yang pesan," katanya.

Mudah-mudahan saja, kata dia, hal yang ditakutkan ini tidak terjadi karena begitu besar harapan di momen-momen seperti ini.

Wanto menjelaskan, saati ini pihaknya melalui distributor tetap yang ada di Lampung tengah berupaya mengumpulkan kambing-kambing punya petani di sana.

"Kalau persoalan harganya nanti, itu pun masih belum dapat dipastikan. Tergantung dari modalnya," kata dia.

Normalnya, kata dia, per ekor yakni Rp1,2 juta dengan bobot rata-rata 20 kilogram, sementara untuk yang berbobot diatas 28 kilogram, biasanya dijual seharga Rp1,6 hingga Rp1,8 juta per ekornya.

"Harapan saya, harga kambing saat dipesan ke distributor masih sama seperti tahun sebelumnya. Karena kalau sempat naik, maka mempengaruhi modal `bos`," katanya.

Terkait pembeli, demikian Wanto, pihaknya mengaku tidak begitu mengkhawatirkannya mengingat telah ada langganan tetap yang selalu menelpon ketika membutuhkan kambing.

Sementara ini, kata dia, memang sudah ada pesanan kambing dari pelanggan, namun masih untuk kambing jenis etawa yang merupakan kambing perah.

"Untuk kambing jenis etawa ini, dijual dengan harga yang lebih tinggi. Yang betina Rp1,5 hingga Rp2 juta. Sementara untuk yang jantan seharga Rp3 bahkan hingga Rp4 juta per ekor," katanya.

Wanto mengakui sampai saat ini masih terus mengumpulkan uang dari buah kerja kerasnya di peternakan Pak` Galugu, berharap bisa menunaikan Ibadah Haji bagi kalangan yang mampu. 


Redaktur: Mukafi Niam
Sumber: Antara