Ahmad Mundzir
Kontributor
Solo, NU Online
Innalillahi wainna ilaihi rajiun, warga NU Surakarta tengah berduka. Pasalnya salah satu kiai NU yang juga termasuk keluarga besar Pesantren Al-Muayyad, Mangkuyudan, Surakarta, KH Muhammad Aminuddin wafat pada Ahad, (6/12) pukul 13.30 WIB di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Moewardi, Surakarta.
Gus Aminuddin adalah putra sulung dari KH Abdul Wahhab Shiddiq (Mustasyar PCNU Surakarta). Ia lahir di Madinah, 15 Agustus 1965 ketika ayahnya sedang menempuh studi di Arab Saudi. Gus Amin tutup usia di umurnya yang ke-55 tahun.
Menurut salah satu orang dekat almarhum yang juga dosen di Universitas Nahdlatul Ulama (UNU), Surakarta Muhammad Ishom mengatakan, almarhum adalah alumni dari UNU Surakarta dan Pesantren Al-Muayyad, Mangkuyudan, Surakarta sejak 1977 di bawah asuhan KH Umar Abdul Mannan.
“Iya, beliau itu alumni UNU Surakarta, jurusan Kuliyatul Qodho yang sekarang menjadi Al-Ahwal Al-Syakhsyiah dan Alumni Pesantren Al-Muayyad, Mangkuyudan,” ujarnya kepada NU Online, Senin (7/12).
Selepas KH Umar wafat pada tahun 1980 lanjutnya, pucuk pimpinan Pesantren Al-Muayyad diasuh KH Abdur Rozaq Shofawi yang kemudian Gus Amin diambil menantu oleh Kiai Rozaq.
“Setelah Mbah Umar wafat, KH Abdul Rozaq Showafi melanjutkan mengasuh pesantren ini. KH Aminuddin diambil menantu oleh KH Abdur Rozaq Shofawi. Beliau dinikahkan dengan anak sulung Kiai Rozaq yang bernama Ny Hj Ari Hikmawati Tahun 1991,” katanya.
Ishom mengakui, almarhum adalah pribadi yang mempunyai akhlak baik, suka membantu sesama, perangainya lembut, santun, dan supel dalam bergaul. “Beliau itu pribadi yang sangat tawadhu, selalu ta'dzim, hormat kepada yang lebih tua, welas asih, suka menolong orang lain, dan supel ketika bergaul,” ungkapnya.
Kabar wafatnya Gus Amin menjadikan media sosial (medsos) santri di Jawa Tengah ramai dengan ucapan bela sungkawa. Termasuk di antaranya dari santri senior Pesantren Sirojuth Tholibin, Brabo, Grobogan, K Muhammad Hamim.
Dalam status WA Gus Hamim, ia yang sering bergaul dengan almarhum mengisahkan dalam bahasa jawa bahwa sikap almarhum selama ia bersinggungan yang tampak adalah akhlak yang layak untuk dicontoh.
“Gus Amin meniko piantun ingkang sae, grapyak, lembah manah, sopan, ngendikan sarwo nyenengaken (Gus Amin itu orang baik, ramah, lapang dada, mempunyai sopan santun, serba menyenangan),” tulis Gus Hamim
Diketahui Gus Amin meninggalkan 1 istri, 3 anak putri dan 1 anak laki-laki. Gus Hamim ikut mendoakan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan, dan kesabaran. “Mudah-mudahan keluarga yang ditinggalkan ikhlas, tabah, dan sabar,” pungkasnya.
Kontributor: Ahmad Mundzir
Editor: Abdul Muiz
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua