Obituari

KH Ahmad Naqib Noor Alhafidz Meninggal di Hari yang Sama dengan Gurunya 

Rabu, 12 Agustus 2020 | 16:00 WIB

KH Ahmad Naqib Noor Alhafidz Meninggal di Hari yang Sama dengan Gurunya 

Jenazah almarhum KH Ahmad Naqib Noor usai dishalatkan di Masjid Agung Semarang (Foto: NU Online/Rifqi Hidayat)

Semarang, NU Online

Innalillahi Wainna Ilaihi Rojiun, Imam Masjid Besar Kauman Semarang atau Masjid Agung Semarang (MAS), KH Ahmad Naqib Noor Alhafidz berpulang ke rahmatullah pada Selasa 11 Agustus 2020 atau bertepatan dengan 21 Dzulhijjah 1442 Hijriyah.

 

Selasa 21 Dzulhijjah merupakan hari yang sama dengan wafatnya Sang Guru, Abuya KH Abdullah Umar Alhafidz. Hal menarik lain, menurut Ketua Takmir MAS KH Hanief Ismail, Kiai Naqib termasuk santri pertama KH Abdullah Umar Alhafidz.

 

"Pertengahan tahun 1970, berdiri Pesantren Al-Quran Abuya KH Abdullah Umar, Alhamdulillah santri pertama almarhum KH Ahmad Naqib Noor Alhafidz," tutur Kiai Hanif saat prosesi pemberangkatan jenazah menuju pemakaman, kompleks MAS sebelah utara, Rabu (12/8) siang.

 

Pengasuh Pesantren Raudhatul Qur'an An-Nasimiyyah ini melanjutkan, salah satu Imam besar di MAS yang memiliki jasa banyak baik untuk umat termasuk kemakmuran masjid adalah Kiai Naqib. Atas ketekunannya, Kiai Naqib didaulat untuk meneruskan mengajar Al-Qur'an di lingkungan MAS.

 

"Pada 2001 Abuya Abdullah Umar wafat, yang meneruskan mengajar tafsir Al-Qur'an setiap Ramadhan itu Kiai Naqib. Harapannya, makin makmur, banyak muhibbin, pecinta Al-Qur'an," kata Kiai Hanif.

 

Almarhum KH Ahmad Naqib Noor Alhafidz

 

Sebagai informasi, Kiai Naqib merupakan Imam pertama yang dimakamkan di area masjid. Sebelumnya, KH Abdul Hadi Alhafidz (juga murid Abuya) tidak dimakamkan di lokasi tersebut lantara diminta pihak keluarga, di Demak. Sedangkan Abuya sendiri dimakamkan di dekat PP Al-Qur'aniyyah Pegandon, Kabupaten Kendal. Sebuah pesantren Al-Qur'an yang didirikan menantunya, KH Zainal Mahmud Alhafidz.

 

"MAS dahulu di sebelah utara, selatan, barat, dan timur terdapat makam, tapi sekarang tidak ada makam lagi, saya sendiri tidak tahu," ungkap Kiai Hanif.

 

Rais Syuriyah Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kota Semarang ini melanjutkan, pemakaman berada di sekitar belakang mihrab, depan tempat wudhu, sampai sebelah selatan MAS.  "Sebelah selatan MAS ada makam. Pohon samboja dari dulu ukurannya segitu terus," kenang Kiai Hanif.

 

Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Tengah, KH Ahmad Darodji menuturkan bahwa kita milik Allah dan akan kembali kepada-Nya seraya mengucap kalimat istrijak. Namun tak banyak orang yang pemakamannya dihadiri oleh ribuan orang. 

 

"Sepanjang yang saya alami, takziah sebanyak ini, baru almarhum KH Ahmad Naqib Noor Alhafidz." kata Kiai Daroji dalam kesaksiannya.

 

"Kalau saya kemutan beliau, wajahnya Masyaallah. Beliau seorang alim, hafidz, juga tatmainnul qulub. Hatinya semeleh, terlihat dari wajahnya yang terlihat tawadhu," sambungnya.

 

Prosesi pemakaman dihadiri oleh jajaran PWNU Jawa Tengah, PCNU Kota Semarang, Dewan Masjid Indonesia (DMI) Jawa Tengah, jajaran Yayasan MAS Semarang dan Setda Kota Semarang Izwar Aminuddin serta ratusan tokoh lainnya.

 

Kontributor: Ahmad Rifqi Hidayat
Editor: Abdul Muiz