Prie GS sebelum Wafat: Zaman Sudah Muram dan Penuh Fitnah
Jumat, 12 Februari 2021 | 03:00 WIB
Patoni
Penulis
Jakarta, NU Online
Budayawan Prie GS yang meninggal Jumat (12/2/2021) pagi sekitar pukul 06.30 WIB memunculkan kesedihan banyak pihak, terutama para pegiat seni, sastra, dan budaya. Yang juga banyak diingat oleh masyarakat ialah pesan moral pria yang akrab disapa Mas Prie itu.
Pesan-pesan moral tersebut di antaranya disampaikan lewat unggahan di twitternya. Dua hari sebelum meninggal, Prie GS mengungkapkan sejumlah pesan dari Serat Kalatidha gubahan pujangga Raden Ngabehi Ranggawarsita yang dikenal dengan pesan Zaman Edan-nya.
"Zaman memang sedang muram dan penuh fitnah. Tapi jangan sedih. Itulah justru saat yang baik untuk waspada dan menguatkan hati," tulis Prie GS mengutip nasihat Ranggawarsita di twitternya.
Zaman Edan (3)
— Prie GS (@Prie_GS) February 9, 2021
Di bait ini Sang Pujangga menasihati:
Zaman memang sedang muram dan penuh fitnah. Tapi jangan sedih. Itulah justru saat yang baik untuk waspada dan menguatkam hati.https://t.co/K176WOtH0P
Dua hari sebelum wafat, Prie GS juga sempat menyampaikan harapannya pada Indonesia. Menurutnya, Indonesia akan menjadi luar biasa jika mampu menggabungkan unsur Saintis, Mistikus, Politisi, dan Sejarawan.
"Alasan panjangnya akan saya tulis kemudian. InsyaAllah," jelas Prie GS. Namun, belum sempat menulis alasan panjangnya itu, ia dipanggil oleh Allah SWT.
Luar Biasa Jika Indonesia Sukses Menggabungkan Unsur ini:
— Prie GS (@Prie_GS) February 9, 2021
1. Saintis
2. Mistikus
3. Politsi
4. Sejarawan.
Alasan panjangnya akan saya tulis kemudian. InsyaAllah.
Semasa hidupnya, Prie GS telah banyak menulis buku yang sarat dengan pesan moral tetapi ditulis secara renyah dan humoris. Di antara buku karyanya ialah:
1. Hidup Bukan Hanya Urusan Perut: Kolom-kolom Edan Prie GS (2007)
2. Ipung: novel motivasi pembangkit kepercayaan diri (2008)
3. Hidup Ini Keras, Maka Gebuklah! (2012)
4. Merenung Sampai Mati (2004)
5. Catatan Harian Sang penggoda (2009)
6. Waras di Zaman Edan (2013)
7. Mari Menjadi Kampungan: Orang Hebat adalah Orang yang Biasa-biasa (2005)
6. Aku, Hidupku, Humorku
7. Hidup Bukan Hanya Urusan Perut
8. Hidup Ini Lunak, Maka Bentuklah
Dikutip dari Wikipedia, Prie GS lahir pada 2 Februari 1965 di lingkungan yang kental dengan dunia seni. pada 1970-an ia sudah masuk dalam dunia kreativitas menggambar itu.
Seperti kawan-kawan lainnya, dia pun mengirimkan karya-karya kartun ke berbagai media massa. Ia kemudian mendalami dunia seni di jurusan seni musik, Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni IKIP Semarang.
Di sinilah kemampuannya semakin terasah dan mengawali kariernya sebagai wartawan yang banyak memegang rubrik-rubrik bermuatan kesenian, sembari secara rutin menggambar.
Menjalani hidup sebagai wartawan, penulis kolom, dan kartunis semakin menambah wawasan Pri GS luas. Bertambahnya jam terbang di dunia kesenian dan jurnalistik, membawa Prie terjun ke ranah lain yaitu sebagai public speaker.
Di wilayah ini, Prie sering diundang sebagai pembicara, motivator, dan pengasuh acara-acara bertema budaya. Kemampuannya mengolah rasa adalah modal yang menjadikannya terus diminati oleh banyak lembaga untuk meminta siraman-siraman bernas darinya.
Pewarta: Fathoni Ahmad
Editor: Muhammad Faizin
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Isra Mi’raj, Momen yang Tepat Mengenalkan Shalat Kepada Anak
2
Khutbah Jumat: Kejujuran, Kunci Keselamatan Dunia dan Akhirat
3
Khutbah Jumat: Rasulullah sebagai Teladan dalam Pendidikan
4
Khutbah Jumat: Pentingnya Berpikir Logis dalam Islam
5
Khutbah Jumat: Peringatan Al-Qur'an, Cemas Jika Tidak Wujudkan Generasi Emas
6
Gus Baha Akan Hadiri Peringatan Isra Miraj di Masjid Istiqlal Jakarta pada 27 Januari 2025
Terkini
Lihat Semua