Pustaka

Mengejar Berbagai Keutamaan dalam Beribadah

Ahad, 12 April 2009 | 22:03 WIB

Judul : Kemuliaan Umat Muhammad
Penulis : Dr Muhammad Alawi Al-Maliky Al-Hasani
Penerbit : Cakrawala Publishing, Jakarta *
Cetakan: I, 1427 H / 2006 M
Tebal : x + 410 halaman
Peresensi: Muhammad Said Hasyim**

Syariat yang dibawa oleh Rasulullah SAW terbilang paling mudah dibanding syariat nabi-nabi sebelumnya. Rasulullah tidak diutus untuk mempersulit umatnya, namun sebaliknya untuk mempermudah segala urusan yang dihadapi umatnya. Beliau bersabda: “Berilah kabar gembira dan janganlah kalian menjadikan takut, mudahkanlah dan janganlah kalian persulit.” (HR Bukhari-Muslim)<>

Allah SWT telah memberikan banyak perintah yang sungguh berat kepada Bani Israel, namun sudah tidak berlaku untuk umat Muhammad. Misalnya, jika pakaian mereka terkena najis maka bagian tang terkena najis itu harus dibuang, sementara umat Muhammad diberikan ajaran untuk menyucikan pakaian dan anggota badan dari najis. Ada tata cara bersuci yang tidak memberatkan yang diajarkan kepada umat Muhammad, tidak harus dengan air, namun dalam keadaan tertentu bisa dengan benda lain yang bisa menyucikan. Misalnya lagi, bagi Bani Israel hukuman terhadap semua bentuk pembunuhan atau penganiayaan adalah qisash, namun umat Muhammad bisa menggantinya dengan denda tertentu (diyat) dengan syarat-syarat tertentu.

Ada pula cara bertaubat bagi Bani Israel yang telah berbuat dosa-dosa berat yakni dengan bunuh diri, atau memotong lidah bagi yang berdusta, atau memotong kemaluan bagi yang berzina. Tapi ini tidak berlaku untuk umat Muhammad. Rasulullah SAW mengajarkan tata cara bertaubat yang manusiawi namun tetap memunculkan efek jera sehingga para pelakunya enggan untuk melakukan kesalahan serupa.

Demikianlah berbagai keistimewaan umat Muhammad dipaparkan secara indah dalam buku Kemuliaan Umat Muhammad (Khashaish Ummah Muhammad) yang ditulis oleh Dr Muhammad Alawi Al-Maliky Al-Hasani.

Jika umat terdahulu diharuskan melakukan ibadah di tempat-tempat tertentu seperti di kuil atau gereja, maka bagi umat Muhammad shalat tidak harus dilakukan di satu tempat tertentu; Bumi ini adalah masjid buat umat Muhammad. Allah juga menghalalkan berbagai jenis makanan baik hewani maupun nabati yang baik-baik, kecuali beberapa jenis saja. Berbeda dengan Bani Israil yang dilarang memakan beberapa binatang ternak seperti onta, angsa, dan itik.

Sedikitnya ada empat belas keistimewaan yang dimiliki oleh umat Muhammad dalam buku Kemuliaan Umat Muhammad tersebut. Keempatbelas kemuliaan ini tidak dimiliki oleh umat-umat sebelumnya. Dijelaskan pula, ada banyak kabar gembira bagi umat Muhammad. Bagi mereka yang hidup belakangan, yang tidak semasa dengan Rasulullah SAW tidak kalah istimewanya dibanding dengan para Sahabat Nabi. Rasulullah SAW bersabda: ”Beruntunglah bagi orang-orang yang melihatku dan beriman kepadaku, dan beruntunglah –Rasulullah mengulang sebanyak 7 kali– bagi orang-orang yang tidak melihatku namun beriman kepadaku.”

Lebih dari separuh bagian buku yang ditulis oleh Dr Muhammad Alawi ini menjelaskan keutamaan-keutamaan menjalankan beberapa perintah Rasulullah SAW seperti berbagai gerakan dan doa-doa dalam shalat, keutamaan zakat dan haji, beberapa keutamaan ibadah-ibadah lain yang kita lakukan seperti berwudlu, menjawab azan, mendirikan masjid, serta berbagai bentuk perbuatan baik yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW seperti membesuk orang sakit, memberikan pinjaman, memenuhi kebutuhan orang yang sedang tertimpa musibah, dan menepati janji.

Hemat kami, buku ini sangat berguna untuk umat Islam yang ingin memperdalam ilmu agama dan memberikan semangat untuk mengamalkan beberapa ibadah dan perbuatan yang dinilai baik oleh umat Muhammad SAW. Dipaparkan pula beberapa keutamaan shalat sunnah seperti shalat Dhuha, shalat istikharah dan doa-doannya, shalat hajat, shalat tasbih, dua rakaat shalat seteleh wudhu, juga shalat untuk memperkuat hafalan.

Buku ini diawali dengan penjelasan yang sangat gamblang tentang definisi hadits dhaif, atau hadits-hadits yang dinilai lemah periwayatannya. Beberapa kelompok kecil umat Islam memang sangat ”anti” dengan hadits dhaif ini karena takut menjalankan perbuatan bid’ah, namun sebaliknya dalam buku ini dijelaskan bahwa hadits dhaif tetap perlu diamalkan jika berkaitan dengan fadhailul a’mal atau keutamaan-keutamaan dalam menjalankan ibadah, dan tidak dijadikan sebagai landasan dalam masalah-masalah yang berkaitan dengan akidah dan hukum.

Jangan menolak hadits-hadits dhaif karena penolakan itu berarti angkuh dan tidak melakukan upaya ikhtiyathi atau kehati-hatian dalam memenerima ajaran yang telah diriwayatkan sampai kini. Dalam buku ini dirinci beberapa persyaratan penggunaan hadits dhaif yang perlu diketahui umat Islam sebagai pegangan dalam menjalankan ibadah sehari-hari.

Buku ini setebal 410 halaman ini diakhiri dengan pengetahuan seputar alam barzakh, hari kebangkitan, balasan amal-perbuatan selama hidup di dunia dan penjelasan mengenai syafaat Nabi Muhammad yang diberikan kepada umatnya pada Hari Akhir kelak. Sebelumnya juga terdapat bab khusus seputar definisi dan keutamaan membaca shalawat kepada Nabi Muhammad SAW. Beberapa keutamaan beribadah yang dipaparkan dalam buku ini menunjukkan betapa besarnya kasih sayang Allah SWT kepada Rasulullah SAW dan umatnya.


** Penulis adalah alumnus Universitas Darul Ulum, Hudaidah, Yaman

* Alamat lengkap dan kantor pemasaran: Cakrawala Publishing Jl. Palem Raya. No. 57 Jakarta 12260. Telp (021) 70602394-5853238. Web: http://www.penerbitcakrawala.com/ Email: cakrawalapublish@cbn.net.id