Sinyalemen Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), Masdar Farid Mas’udi bahwa NU dalam bahaya, terutama dari ancaman Islam puritan dan fundamentalis, mereka dengan militan merebut aset-aset NU, baik berupa masjid, madrasah maupun pesantren, bukanlah hal baru. Sejak NU berdiri gangguan kaum militan itu selalu muncul, tetapi bisa dihalau. Kelompok tersebut selalu berusaha menundukkan kelompok Islam lain dan mengincar aset yang dimiliki.
Persoalannya, kenapa saat ini mereka berhasil merebut aset NU dan bahkan mempengaruhi beberapa pengurus jam’iyah ini. Tentu jawabannya tidak mudah karena banyak faktor, salah satu di antaranya adalah berkembangnya sikap pragmatis para pimpinan NU di semua level, sehingga terjadi inkonsistensi dalam perjuangan. Meraka mulai meninggalkan posisinya sebagai pelayan umat, kemudian berubah menjadi tokoh yang harus dilayani.
<>Selain itu, mereka tidak lagi istiqomah pada tugas mereka dalam membimbing umat, banyak di antaranya yang meninggalkan tugas untuk ikut berkompetisi secara politik, menjadi “broker” kekuasaan. Sudah lama mereka itu absen dari berbagai aktivitas sosial dan keagamaan. Kesibukan pada urusan materi menjadikan mereka lupa pada tugas keagamaan dan tanggung jawab sosial, akhirnya masjid, madrasah dan pesantren yang dikelola terbengkalai, sementara itu kelompok militan dengan semangat juangnya berusaha mengincar aset-aset keagaman tersebut.
Di tengah kelengahan, karena kesibukan mengurusi jabatan dan materi itulah, banyak aset NU yang hilang, bahkan banyak kader NU yang hilang pula dipengaruhi mereka. Kalangan NU dilanda penyakit liberalisme yang berlebihan, ditandai dengan toleransi naif, termasuk toleran terhadap kelompok militan atas nama kemanusiaan. Dengan cara itu kepribadian dan aset hilang.
Ketika para kiai dan pimpinan konsisten dengan khittah NU dan perjuangan Islam, serta belum digerogoti sikap pragmatis dan materialistis, mereka mempu mempertahankan akidah dan segenap asset NU. Maka, ketika telah terjangkiti pragmatisme dengan gejala-gejala hubbud dunya wa karahiyatul maut (berambisi kekayaan dan takut mati), maka perjuangan tidak mungkin ada, sebab perjuangan selalu membawa resiko, dan resiko terberat adalah mati.
Muncul gejala aneh, saat ini banyak anak pimpinan NU yang tidak menjadi kader NU, bahkan menjadi kader ormas lain yang berlawanan dengan NU. Sebab, para pimpinan itu terlibat di NU bukan sebagai tempat perjuangan akidah dan ideologi, tetapi ada yang menganggap sebagai pekerjaan, sehingga tidak memperkenalkan anak mereka dengan tradisi NU. Mereka itu menempatkan NU hanya sebagai alat untuk mobilisasi, karena itu mereka tidak mau ikut menjaga dan memperjuangkan kebesaran NU.
Hal itu berbeda dengan prinsip yang dipegang KH Muchid Muzadi, yang memandang NU sebagai rumahnya, sehingga selalu dirawat dan dijaga dari gangguan kelompok lain dan bisa melindungi kelompok lain yang terlantar. Prinsip semacam itu orang akan selalu memperjuangkan NU. Sementara dengan pragmatisme orang akan menggunakan NU seperlunya.
Dengan sikap semacam itu, tidak hanya aset NU yang akan hilang, tetapi akidah dan ideologi NU yang akan terkikis habis, apalagi ketika NU dilanda liberalisme yang liar, dan semakin marak ketika mendapat applaus dari pihak lain. Fikrah nahdliyah, sebagaimana ditegaskan dalam Khitah NU, mesti ditegakkan kembali. Agar NU kembali ke jalan tengah, sebab bila NU terlalu liberal, dengan merelativisir dan mengabaikan tugas keagamaan serta tugas menjaga aset NU, maka kelompok fundamentalis akan menjarah aset NU. Jalan yang perlu ditempuh adalah mengembalikan NU ke Khittah yang sesungguhnya. (Mun’im DZ)
Terpopuler
1
Ketum PBNU dan Kepala BGN akan Tanda Tangani Nota Kesepahaman soal MBG pada 31 Januari 2025
2
Ansor University Jatim Gelar Bimbingan Beasiswa LPDP S2 dan S3, Ini Link Pendaftarannya
3
Paduan Suara Yayasan Pendidikan Almaarif Singosari Malang Meriahkan Kongres Pendidikan NU 2025
4
Kongres Pendidikan NU 2025 Akan Dihadiri 5 Menteri, Ada Anugerah Pendidikan NU
5
Khutbah Jumat: Jagalah Shalat, Maka Allah Akan Menjagamu
6
Pemerintah Keluarkan Surat Edaran Pembelajaran Siswa Selama Ramadhan 2025
Terkini
Lihat Semua