Syariah

Sebagian Ikhtiar Memperluas Rezeki: Shalat, Shalawat, Istighfar

NU Online  Ā·  Senin, 15 Juni 2020 | 06:00 WIB

Sebagian Ikhtiar Memperluas Rezeki: Shalat, Shalawat, Istighfar

Berzikir dan beribadah kepada Allah sejatinya adalah rezeki itu sendiri. Sebab, rezeki memang tak sebatas karunia bendawi.

Rezeki seringkali dipahami sebatas harta, makanan, minuman, pakaian, dan tempat tinggal. Pemahaman ini sangat membahayakan keimanan seseorang terhadap Allah yang maha pemberi rezeki. Pernah ada satu contoh nyata kehidupan seorang wanita yang ditinggal suaminya dengan satu anak. Di tengah kesibukan mengajar di salah satu sekolah dasar, ia mencoba untuk memperbaiki nasib dengan berbisnis, mulai menjadi investor, studio musik, dan Ā fitnes. Harapannya pupus di tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab. Aset investasi dibawa kabur, peralatan studio dicuri, dan alat-alat fitnes rusak. Kondisi yang demikian ini menjadi awal frustasi, menganggap tiada lagi keadilan Tuhan, segala kewajiban mulai ditinggalkannya, termasuk shalat lima waktu. Na’udzu billah.


Syekh Nawawi al-Jawi dalam Qatru al-Ghais fi Syarh Masail Abi Laits mengartikan rezeki segala sesuatu yang dapat bermanfaat bagi binatang baik berupa makanan, minuman, pakaian dan sebagainya.Ā 


Ų£ŁŽŁ„Ų±ŁŁ‘Ų²Ł’Ł‚Ł Ł„ŁŽŲ§ŁŠŁŲ®Ł’ŲŖŁŽŲµŁŁ‘ ŲØŁŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ£Ł’ŁƒŁŁˆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ł…ŁŽŲ“Ł’Ų±ŁŁˆŁ’ŲØŁ ŲØŁŽŁ„Ł’ ŁƒŁŁ„ŁŁ‘ Ł…ŁŽŲ§ Ų„ŁŁ†Ł’ŲŖŁŽŁŁŽŲ¹ŁŽ بِهِ Ų§Ł„Ł’Ų­ŁŽŁŠŁŽŁˆŁŽŲ§Ł†Ł مِنْ Ł…ŁŽŲ£Ł’ŁƒŁŁˆŁ’Ł„Ł ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ“Ł’Ų±ŁŁˆŁ’ŲØŁ ŁˆŁŽŁ…ŁŽŁ„Ł’ŲØŁŁˆŁ’Ų³Ł ŁˆŁŽŲŗŁŽŁŠŁ’Ų±ŁŁ‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŁ†Ł’ Ų£ŁŽŲ¹Ł’ŲøŁŽŁ…Ł الرِّزْقِ Ų§Ł„ŲŖŁŽŁ‘ŁˆŁ’ŁŁŽŁŠŁ’Ł‚Ł Ł„ŁŁ„Ų·ŁŽŁ‘Ų§Ų¹ŁŽŲ§ŲŖŁ


ā€œRezeki tidak terbatas pada makanan dan minuman, akan tetapi segala sesuatu yang bermanfaat bagi hayawan (makhluk bernyawa) termasuk makanan, minuman, pakaian, dan sebagainya. Rezeki yang paling utama adalah at-taufiq (pertolongan Allah) kepada ketaatan.ā€Ā 


Secara umum Syekh Nawawi membagi rezeki menjadi dua bagian yaitu rezeki lahir dan rezeki batin.


ŁˆŲ§Ł„Ų±Ų²Ł‚ قسمان ظاهر ŁˆŁ‡Łˆ Ų§Ł„Ų£Ł‚ŁˆŲ§ŲŖ ŁˆŲ§Ł„Ų£Ų·Ų¹Ł…Ų© ŁˆŲ°Ł„Łƒ للأبدان ŁˆŲØŲ§Ų·Ł† ŁˆŁ‡ŁŠ المعارف ŁˆŲ§Ł„Ł…ŁƒŲ§Ų“ŁŲ§ŲŖ ŁˆŲ°Ł„Łƒ Ł„Ł„Ł‚Ł„ŁˆŲØ ŁˆŲ§Ł„Ų§Ų³Ų±Ų§Ų±


ā€œRezeki terdiri dari dua macam, pertama, rezeki lahir yaitu berupa kekuatan dan makanan untuk badan. Kedua, rezeki batin, yaitu makrifat dan mukasyafat (tersingkapnya tabir) hati dan rahasia-rahasiaā€ (Syekh Nawawi, Qatru Al-Ghais fi Syarh Masail Abi Laits, Indonesia: Darul Ihya, hal. 4).


Berdasarkan penjelasan Syekh Nawawi tersebut dapat dipahami bahwa rezeki adalah segala bentuk kenikmatan yang diberikan Allah kepada makhluk-Nya, baik berupa lahir maupun batin. Di antara kenikmatan lahir adalah kesehatan, fungsi panca indera dan anggota badan lainnya; makanan, minuman, pakain, tempat tinggal, dan segala hal yang dapat bermanfaat untuk manusia secara fisiologis. Lebih besar lagi rezeki yang diberikan Allah berupa kenikmatan batin, yaitu berupa petunjuk, keimanan, dan makrifat kepada Allah.Ā 


Manusia membutuhkan rezeki lahir dalam menjalankan ketaatan kepada Allah. Kesehatan dan kekuatan lahir sangat berpengaruh terhadap kesempurnaan ibadah. Shalat yang dijalankan dengan berdiri lebih utama dibandingkan dengan duduk. Shalat dengan cara duduk lebih utama dibandingkan terlentang, dan seterusnya. Demikian pula ibadah puasa dan haji, kedua ibadah ini diwajibkan bagi orang-orang Islam yang mampu secara lahir.Ā 


Segala bentuk ketaatan kepada Allah digerakkan oleh rezeki batin berupa petunjuk, pertolongan, dan keimanan kepada Allah. Banyak manusia yang diberikan banyak harta, kesehatan dan kekuatan fisik, namun tidak menjalankan ketaatan kepada Allah. Hal ini dikarenakan tidak mendapatkan kenikmatan batin berupa petunjuk dan keimanan. Namun ada juga segolongan manusia walaupun hidup serba kekurangan, sering sakit-sakitan, penghasilan hanya pas-pasan, akan tetapi tetap berupaya istiqamah menjalankan ibadah kepada Allah.


Sebagian Sebab Diluaskan Rezeki


Syekh Nawawi menambahkan tiga hal menjadi sebab luasnya rezeki yaitu memperbanyak shalat, shalawat, dan istighfar.


من Ų£Ų³ŲØŲ§ŲØ Ų³Ų¹Ų© الرزق كثرة الصلاة ŁˆŲ§Ł„ŲµŁ„Ų§Ų© ŁˆŲ§Ł„Ų³Ł„Ų§Ł… على Ų§Ł„Ł†ŲØŁŠ صلى الله Ų¹Ł„ŁŠŁ‡ ŁˆŲ³Ł„Ł… ŁˆŲ§Ł„Ų„Ų³ŲŖŲŗŁŲ§Ų±


ā€œSebagian dari sebab keluasan rezeki adalah memperbanyak shalat, shalawat, dan istighfar.ā€


Pernyataan ini didasarkan firman Allah


ŁˆŁŽŲ£Ł’Ł…ŁŲ±Ł’ Ų£ŁŽŁ‡Ł’Ł„ŁŽŁƒŁŽ ŲØŁŲ§Ł„ŲµŁ‘ŁŽŁ„Ų§Ų©Ł ŁˆŁŽŲ§ŲµŁ’Ų·ŁŽŲØŁŲ±Ł’ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’Ł‡ŁŽŲ§ لا Ł†ŁŽŲ³Ł’Ų£ŁŽŁ„ŁŁƒŁŽ رِزْقًا Ł†ŁŽŲ­Ł’Ł†Ł Ł†ŁŽŲ±Ł’Ų²ŁŁ‚ŁŁƒŁŽ ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł’Ų¹ŁŽŲ§Ł‚ŁŲØŁŽŲ©Ł Ł„ŁŁ„ŲŖŁ‘ŁŽŁ‚Ł’ŁˆŁŽŁ‰ (ٔ٣٢) Ł€


ā€œDan perintahkanlah keluargamu mendirikan shalat dan bersabarlah kamu dalam mengerjakannya. Kami tidak meminta rezeki kepadamu, kamilah yang memberi rezeki kepadamu. dan akibat (yang baik) itu adalah bagi orang yang bertakwaā€ (QS Thaha [20]: 132.).


ŁŁŽŁ‚ŁŁ„Ł’ŲŖŁ Ų§Ų³Ł’ŲŖŁŽŲŗŁ’ŁŁŲ±ŁŁˆŲ§ Ų±ŁŽŲØŁ‘ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų„ŁŁ†Ł‘ŁŽŁ‡Ł ŁƒŁŽŲ§Ł†ŁŽ ŲŗŁŽŁŁ‘ŁŽŲ§Ų±Ł‹Ų§ (ٔ٠) ŁŠŁŲ±Ł’Ų³ŁŁ„Ł Ų§Ł„Ų³Ł‘ŁŽŁ…ŁŽŲ§Ų”ŁŽ Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁŠŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ Ł…ŁŲÆŁ’Ų±ŁŽŲ§Ų±Ł‹Ų§ (ٔٔ) ŁˆŁŽŁŠŁŁ…Ł’ŲÆŁŲÆŁ’ŁƒŁŁ…Ł’ ŲØŁŲ£ŁŽŁ…Ł’ŁˆŁŽŲ§Ł„Ł ŁˆŁŽŲØŁŽŁ†ŁŁŠŁ†ŁŽ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’ Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų¬ŁŽŁ†Ł‘ŁŽŲ§ŲŖŁ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ¬Ł’Ų¹ŁŽŁ„Ł’ Ł„ŁŽŁƒŁŁ…Ł’ Ų£ŁŽŁ†Ł’Ł‡ŁŽŲ§Ų±Ł‹Ų§ (ٔ٢) Ł€


ā€Mohonlah ampun kepada Tuhanmu. Sesungguhnya, Dia adalah Pengampun. Niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan membanyakkan harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sugaiā€. (QS. Nuh[71]: 10-12).


Keluasan rezeki dapat berupa kenikmatan lahir yang bersifat duniawi seperti harta, kesehataan, anak-anak shaleh, dan kecukupan hidup, maupun kenikmatan batin seperti keimanan, makrifat kepada Allah, ketenangan, dan sebagainya.


Manusia harus meyakini bahwa manusia diciptakan tidak untuk dibiarkan begitu saja. Bukan hanya manusia, bahkan makhluk yang berada di dalam perut atau kulit manusia pun Allah cukupi kebutuhannya. Bayi yang baru lahir sudah disediakan rezeki berupa ASI (air susu ibu) sebagai sumber nutrisinya.


ŁˆŁŽŁ…ŁŽŲ§ مِنْ ŲÆŁŽŲ§ŲØŁ‘ŁŽŲ©Ł فِي الأرْضِ ؄ِلا Ų¹ŁŽŁ„ŁŽŁ‰ Ų§Ł„Ł„Ł‘ŁŽŁ‡Ł Ų±ŁŲ²Ł’Ł‚ŁŁ‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁŠŁŽŲ¹Ł’Ł„ŁŽŁ…Ł Ł…ŁŲ³Ł’ŲŖŁŽŁ‚ŁŽŲ±Ł‘ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ ŁˆŁŽŁ…ŁŲ³Ł’ŲŖŁŽŁˆŁ’ŲÆŁŽŲ¹ŁŽŁ‡ŁŽŲ§ ŁƒŁŁ„Ł‘ŁŒ فِي ŁƒŁŲŖŁŽŲ§ŲØŁ Ł…ŁŲØŁŁŠŁ†Ł (٦) Ł€


ā€œDan tidak ada suatu binatang melata pun di bumi, melainkan Allah yang memberi rezekinya, dan Dia mengetahui tempat berdiam binatang itu dan tempat penyimpanannya. Semuanya tertulis dalam kitab yang nyata (Lauh Mahfuzh)ā€ (QS Hud [11]: 6).


Semoga kita semua senantiasa diluaskan rezekinya, baik rezeki lahir maupun batin. Ā Sehingga menjadi hamba yang bersyukur dan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat.Ā 


Jaenuri, Dosen Fakultas Agama Islam UNU Surakarta

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang