Taushiyah

Tausiyah Idul Fitri

Selasa, 5 Juli 2016 | 00:32 WIB

السَّــــــــــــــلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ، لاَ إِلَهَ إِلاَّ الله ُ، وَاللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُ أَكْبَرُ وللهِ الْحَمْدُ

Alhamdulillah, kita telah bersama-sama diberi kesempatan untuk masih bisa merayakan hari raya Idul Fitri tahun 1437 H atau 2016 M. Mari bersama-sama menjadikan momentum hari raya ini sebagai tonggak untuk merefleksikan diri, baik sebagai pribadi maupun sebagai bagian dari satuan kecil yang hidup berdampingan di negeri Republik Indonesia ini.

Pada separuh perjalanan tahun 2016 ini, banyak peristiwa dan banyak pengalaman yang sudah kita lewati bersama. Semua harus bisa kita jadikan pelajaran untuk menapaki hari esok yang lebih baik.

Hari raya Idul Fitri 1437 H adalah momen tepat untuk tetap terus menjaga keutuhan keluarga dalam konteks kecil maupun besar. Keluarga kecil adalah keluarga sanak-famili kita, anak cucu kita. Sementara keluarga besar adalah keluarga yang cakupan dan spektrumnya lebih meliputi bangsa dan negara atau bahkan umat manusia.

Keutuhan keluarga adalah hal yang utama yang harus kita jaga. Menghindari pertikaian antarsesama adalah faktor utama penjaga keseimbangan peradaban. Di dalam keluarga yang utuh, rukun dan guyub, Insyaallah tercurah rezeki yang berlimpah dan penuh berkah.

Terkait dengan peristiwa teror bom baik di dalam maupun luar negeri seperti yang kemarin di Turki ataupun bom bunuh diri dekat Starbucks Sarinah, Jakarta awal tahun 2016, kami sangat kecewa berat dan menyayangkan terjadinya peristiwa sebagaimana yang kita alami bersama yang menyangkut terciderainya rasa kemanusiaan dan kesatuan yang kokoh di era globalisasi. Bangsa Indonesia, apapun agamanya, apapun sukunya, apapun partai politiknya, apapun alirannya harus bersatu memasuki era globalisasi ini.

Toleransi adalah salah satu kata kunci untuk membangun bangsa Indonesia saat ini. Dalam ajaran agama Islam yang kita kenal sebagai Maqoshidus Syari’ah salah satu diantaranya adalah hifdzun-nafsi (memelihara jiwa). Perbedaan adalah fitrah, maka toleransi mutlak diperlukan adanya. Toleransi berarti bukan sekedar tersedianya ruang dialog dalam diri seseorang untuk mencoba membicarakan perbedaan-perbedaan, namun lebih dari itu toleransi adalah sikap respect terhadap hal-hal yang berseberangan dengan diri kita.

Sebagai umat Islam, kami sangat percaya bahwa keadaan bagaimanapun saja: bahagia ataupun menderita, miskin atau kaya, sukar atau mudah, rumit atau sederhana, jika Allah yang benar-benar menghendakinya, dan kita bisa menerimanya dengan ikhlas dalam takwa dan tawakkal, sesungguhnya hal tersebut tidak akan membuahkan apapun kecuali berkah, hikmah, rezeki, dan juga hidayah.

Mari selalu menjaga rasa syukur kita yang masih diberi kenikmatan bertemu dengan rasa damai di hari penuh kemenangan ini. Mari tetap menjaga keutuhan, persatuan, dan juga kesatuan dalam bingkai hidup rukun berbangsa dan bernegara.

Sehubungan dengan berakhirnya bulan suci Ramadhan dan masuknya bulan Syawal 1437 H, Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengucapkan SELAMAT IDUL FITRI 1437 H, Ja'alanallahu minal 'aidin wal faizin, taqabbalallahu minna wa minkum, dan menyampaikan pesan Idul Fitri 1437 H sebagai berikut:

1. PBNU menyerukan kepada seluruh masyarakat, termasuk penyelenggara negara untuk menjadikan Idul Fitri sebagai momentum silaturrahmi nasional dan perbaikan akhlak bangsa agar pembangunan bangsa selalu diberi keberkahan oleh Allah SWT. Idul Fitri sebagai momentum untuk peneguhan komitmen khidmah pengabdian kepada bangsa dan negara mengatasi kepentingan pribadi dan golongan.

2. PBNU menyerukan kepada segenap umat Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama untuk menghidupkan malam Idul Fitri dengan takbir, tahmid, dan tahlil di seantero Nusantara, dengan tetap menjaga ketertiban, kekhidmadan dan kekhusyu'an. 

3. PBNU menginstruksikan kepada segenap umat Islam, khususnya warga Nahdlatul Ulama yang memiliki kelebihan bahan makan pokok di malam Idul Fitri untuk menunaikan ibadah zakat fitrah dan disalurkan secara baik agar di hari raya Idul Fitri, tidak ada satupun orang yang kelaparan dan meminta-minta untuk sekedar makan. Para amil zakat diminta secara aktif mendistribusikan zakat fitrah dan proaktif memastikan tidak ada seorang pun yang kelaparan di hari raya. Zakat fitrah harus sudah terdistribusikan kepada yang berhak sebelum pelaksanaan shalat Idul Fitri.

4. PBNU menyerukan kepada seluruh umat Islam menunaikan shalat Idul Fitri 1437 H dengan khusyu, khidmat, dan semarak. Untuk itu seluruh pihak diminta berpartisipasi menjamin keamanan, kenyamanan, dan pemastian terselenggaranya ibadah di Idul Fitri ini, khususnya di daerah-daerah yang rawan keamanan. Para khatib hendaknya menyampaikan materi khutbah yang menekankan persatuan umat dan bangsa, jauh dari caci maki dan kebencian, serta dorongan untuk kesediaan berbagi serta pentingnya membangun kebersamaan dan solidaritas sosial.

5. PBNU menyerukan seluruh umat Islam yang melakukan mudik dan balik untuk silaturrahim perlu menjaga ketertiban di jalan raya, dan senantiasa tetap menjaga ibadah, memperhatikan konsumsi pangan halal, serta mewujudkan silaturrahim dan mempererat persaudaraan, dengan tetap menjaga gaya hidup sederhana, meneguhkan solidaritas sosial serta saling berbagi, tidak pamer kekayaan yang justru menyebabkan kecemburuan sosial.

Demikian dan kami ucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri 1437 H. Mohon maaf atas segala kekhilafan, kesalahan, dan kekeliruan lahir dan bathin.

تَقَبَّلَ اللّهُ مِنَّا وَ مِنْكُمْ صِيَمَنَا وَ صِيَمَكُمْ كُلُّ عَامٍ وَ أَنْتُمْ بِخَيْرٍ

وَاللهُ الْمُوَفِّقُ إِلَى أَقْوَمِ الطَّرِيْقِ
وَالسَّــــــــــــــلَامُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُهُ