Warta JELANG KONFERWIL NU JATENG

Abu Hapsin Diperkirakan Kuat Gantikan Adnan

Selasa, 1 Juli 2008 | 22:06 WIB

Brebes, NU Online
Konferensi Wilayah (Konferwil) Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah bakal digelar di Pondok Pesantren Al-Hikmah, Desa Benda, Kecamatan Sirampog, Kabupaten Brebes, pada 11-13 Juli mendatang.

Sejumlah nama yang disebut-sebut dicalonkan sebagai Ketua PWNU Jateng telah muncul. Namun, nama Abu Hapsin diperkirakan kuat bakal menggantikan posisi Mohamad Adnan yang gagal menjadi wakil gubernur pada Pemilihan Gubernur, 22 Juni lalu.<>

Abu Hapsin saat ini merupakan Pejabat Sementara (Pjs) Ketua PWNU Jateng. Sebuah posisi yang ditinggalkan sementara oleh Adnan. Sebelumnya, Abu Hapsin juga menjabat Wakil Ketua dan Ketua Komisi Politik di PWNU.

KH Subekhan Makmun, Pengasuh Pondok Pesantren Assalafiyah, Luwungragi, Kecamatan Bulakamba, Brebes, terang-terangan mendukung Abu Hapsin. Sebab, menurutnya, Abu Hapsin merupakan sosok yang dikenal dekat dengan para ulama.

“Saya menjagokan Abu Hapsin. Sebab, dia dekat dengan ulama dan kaum muda,” ujar Kiai Subekhan—begitu panggilan akrabnya di kediamannya di komplek Pesantren Assalafiyah, Selasa (1/7). Demikian dilaporkan Kontributor NU Online, Wasdiun.

Di antara nama-nama lain yang muncul bakal menggantikan Adnan adalah Ali Mufiz (Gubernur Jateng saat ini), Prof Abdul Djamil (Rektor Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang) dan Achmad (mantan ketua PWNU Jateng).

Namun, nama pertama yang disebutkan, Ali Mufiz, mengisyaratkan penolakan untuk dicalonkan. "Terima kasih. Akan tetapi, pilih dan beri kesempatan kepada mereka yang lebih muda untuk membesarkan NU," katanya di Kantor DPRD Jateng, di Semarang, Selasa (1/7).

Masa tugas Ali Mufiz sebagai Gubernur berakhir pada Agustus nanti. Ia diminta sejumlah kalangan untuk kembali aktif di NU dengan menjadi pengurus. Ali sebelumnya pernah menjadi pengurus di PWNU dan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jateng, selain dosen di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Diponegoro Semarang.

Menurut dia, yang memimpin NU Jateng ke depan adalah haruslah orang yang punya waktu, energi, sekaligus memiliki pondok pesantren. Kalau mereka memiliki ketiga hal tersebut, katanya, maka mereka bisa memelihara dan membesarkan NU Jateng. (rif)