Warta

Ansor Diminta Segera Usut Penyebaran Fatwa Palsu

Sabtu, 30 September 2006 | 04:40 WIB

Jombang, NU Online
Gerakan Pemuda Ansor Nahdlatul Ulama perlu segera mengusut penyebaran fatwa palsu yang mengatasnamakan ulama NU Jombang, Jawa Timur. Kasus ini sebenarnya sudah terjadi berkali-kali dan tidak dihiraukan oleh warga nahdliyyin, namun masih berpotensi memunculkan keresahan.

Demikian dikatakan KH. Aziz Masyhuri, Pengasuh Pondok Pesantren Denanyar, Jombang, dihubungi NU Online, Sabtu (30/9). Dikatakan Kiai Aziz, selebaran gelap itu disebarkan dengan sangat hati-hati oleh para pelakunya.

<>

“Saya sudah meminta kepada teman-teman Ansor baik di Jombang maupun di Jakarta untuk mencari siapa-siapa yang menyebarkan itu. Tapi ya memang sulit ngusutnya. Dulu juga sering terjadi begitu dan sampai sekarang belum ketemu pelakunya,” kata Kiai Aziz.

Nama-nama kiai NU yang disebutkan dalam selebaran itu, lanjut sesepuh Rabithah Ma’ahid Islamiyah (RMI) NU itu, sama sekali tidak dikenal. Sementara Buletin Mimbar Dakwa yang disebut-sebut dalam selebaran sebagai sumber pengambilan fatwa tidak beredar di Jombang.

“Saya sampai menanyakan kepada kiai-kiai tua di kampung-kampung apakah ada kiai-kiai NU yang namanya tercantum dalam selebaran itu atau ada yang bikin buletin itu ternyata nggak ada yang kenal,” kata Kiai Aziz.

Selebaran yang mengatasnamakan ulama NU itu berisi ajakan untuk meninggalkan beberapa amaliyah yang selama ini dikerjakan oleh warga nahdliyyin, seperti wirid atau dzikir setelah shalat lima waktu, doa qunut dalam shalat subuh dan witir, adzan shalat Jum’at dua kali, shalat tarawih 20 rakaat, serta tahlil 7 hari untuk orang yang meninggal.

Dikatakan dalam selebaran itu amaliyah-amaliyah itu adalah bid’ah alias hukumnya haram dan harus segera ditinggalkan oleh umat Islam yang telah mengerjakannya.

“Tahun lalu itu disebarkan di luar Jawa, terutama di Lampung. Sekarang karena sudah banyak yang menggunakan internet ya para pelakukannya lebih mudah menyebarkan itu. Tapi saya kira itu tidak ada pengaruhnya, wong itu jelas-jelas untuk bikin ribut saja. Orang sudah ngerti semua,” kata Kiai Aziz. (nam)