Warta SERBA-SERBI TANAH SUCI

Bandelnya Jamaah Turki di Roudhoh (2/Habis)

Kamis, 21 Oktober 2010 | 08:26 WIB

Madinah, NU Online
Jangan pernah Anda berharap dapat menyelinap di sela-sela jamaah turki, karena selain berbadan besar, mereka juga relatif lebih tegap dan kuat dibanding jamaah asal Indonesia. Selain itu, jamaah asal Turki sangat bandel ketika ditertibkan oleh Askar/penjaga. Biasanya, mereka hanya akan mengangkat bahu sembari menoleh ke belakang jika dihalau oleh askar. Dia hanya butuh sedikit menoleh untuk untuk bisa menjangkau bahu teman di belakangnya. Isyarat ini terpaksa harus diterjemahkan sebagai, "tidak ada ruang selain ke depan."

Dengan demikian askar akan lebih memilih menghalau orang-orang yang sedang berdoa di depan, daripada menghalau orang Turki. Hal ini berarti orang-orang turki berhak melangkah maju untuk semakin mendekati Roudhoh.
>
Nah, selanjutnya mereka terus maju dan berhenti, maju sedikit dan berhenti menunggu, begitu berulang-ulang mereka lakukan dalam barisan yang rapat. Namun berbeda dengan kebanyakan umat Muslim dari Asia selatan dan tenggara -yang tak memilih-milih lagi tempat di Roudhoh, jamaah haji asal turki -sebagaimana juga kebanyakan jamaah haji asia tengah lainnya, memiliki tempat favorit untuk diincar di Roudhoh, yakni Musholla Rasulullah SAW.   

Di dalam Masjid Nabawi, Orang-orang Turki dan Asia Tengah -kita dapat membedakan mereka dari cara mereka berpakaian, benar-benar lebih memilih untuk sholat di MUsholla Rasulullah SAW lebih dari apa pun. Mereka rela berdiri berpuluh-puluh menit mengantri di tempat yang sempit dan berjubel, hanya untuk menuju satu titik, yakni Musholla Rasulullah.

Musholla Rasulullah adalah sebuat tempat di Raudhah yang ditandai dengan bangunan cekungan (seperti muhrab) berwarna biru. Bangunan ini terletak sejajar di antara garis belakang Mimbar Rasulullah SAW dan Hujroh/gurfah (bilik/kamar) Aisyah, yang kini menjadi makam/maqbaroh Rasulullah SAW. Musholla Rasulullah SAW terletak berada di sisi sebelah kanan pintu keluar Roudhoh.

Dengan penggambaran posisi ini, kita dapat membayangkan bahwa ruangan Raudhoh sebelah kanan lebih sesak berjejal dibandingkan ruang Roudhoh sebelah kiri. Terutama sekali hal ini dikarenakan jamaah asal Asia Tengah dan Turki cenderung lebih bandel dibandingkan jamaah asal Asia Tenggara yang biasanya lebih mudah diusir para askar.

Ini berarti, bila kita ingin mengantri di Raudhoh, maka pilihlah jalur yang kiri, jalur ini biasanya agak di belakang, di dekat sekat yang membedakan antara wilayah Raudhoh dengan yang bukan Raudhoh. Dari sana jamaah dapat merangsek ke arah bagain Roudhoh yang sebelah kiri. Di sini biasanya agak lancar karena jamaah lebih mudah diusir (untuk memberi giliran kepada jamaah lain), dibandingkan jamaah yang berada di sebelah kanan pintu keluar, terutama yang di depan Musholla Rasulullah persis. Jadi jangan pernah ingin bersaing dengan jamaah asal Turki bila ingin ke Roudhoh, lebih baik hindari kelompok-kelompok mereka.

Namun tentu saja jamaah Indonesia memiliki keuntungan bila ingin melangkahi orang-orang Turki. Jamaah Indonesia tidak perlu minta permisi jika ingin melangkahi jamaah turki, apatah lagi merasa segan atau ewuh pakewuh. Jamaah Turki tidak akan protes atau merasa terganggu jika dilangkahi tanpa permisi di Masjid Nabawi, terutama di Roudhoh. Jadi silahkan saja melangkah melenggang santai di sela-sela pundak-pundak jamaah turki yang sedang terduduk berdoa atau sedang Sholat misalnya. (min/selesai/Laporan langsung Syaifullah Amin dari Arab Saudi)