Warta KRISIS MESIR

Bank Segera Buka, Mahasiswa Indonesia Bisa Sedikit Bernafas

Kamis, 3 Februari 2011 | 12:44 WIB

Kairo, NU Online
Terjadinya demontrasi selama kurang lebih satu pekan ini menyebabkan bank-bank Mesir ditutup, semisal bank Mesir, bank Kairo dan bank-bank yang lainnya yang berada dibawah naungan negara Mesir, jazirah Arab atau pun bank internasional. Rencananya bank-bank tersebut akan dibuka hari Ahad, mendatang. Hal ini dimaksudkan untuk membayar gaji para pekerja Mesir.<>

Bank-bank di Kairo juga berencana membuka kembalia layanan, Automatic Teller Mechine (ATM). Muhammad Dhal’i, Marketing Manager, National Bank of Oman, seperti dilansir harian Ahram, menyatakan bahwa para pekerja akan dimudahkan dengan adanya layanan ATM tersebut.

Dampak negatif ditutupnya bank-bank Mesir ini juga menjadi kendala bagi mahasiswa Indonesia untuk penerima pengiriman uang dari tanah air. Mereka bisa sedikit bernafas lega jika bisa mendapat kiriman atau mengambil uang mengingat kondisi keuangan semakin menipis, apalagi ditambah harga-harga kebutuhan yang naik.

“Setidaknya dengan dibukanya ATM ini, teman-teman dari Indonesia bisa menerima kembali kiriman dari Indonesia yang dalam satu pekan ini terblokir,” ujar Shonhaji, mahasiswa Syariah Islamiyah Al-Azhar asal Banyuwangi.

Bentrokan

Bentrokan di Mesir belum ada titik temu untuk penyelesaiannya, hal ini terbukti semakin maraknya para demonstran.Di tambah lagi, terdapat pendukung rezim Hosni Mubarak sebagai massa tandingan untuk mengobrak-abrik penentang Mubarak tadi malam (2/2).

Sebagian orang menyatakan bahwa mereka adalah praman-preman dari Hizbul Wathan, tentu dan sudah pasti, pernyataan ini dilontarkan langsung oleh para penentang Hosni Mubarak.

Dari kejadian bentrokan antara pendukung dan penentang Mubarak, maka terjadi koban luka-luka yang kurang lebih, sebagaimana yang dilansir dari Ad-dustour, 1000 orang.

Bentrokan ini terjadi karena pihak pendukung Mubarak menyerang demonstran terlebih dahulu. Mereka, para pendukung Mubarak, mengendarai kuda dan unta. Ditambah lagi, mereka membawa pisau, pentungan dan kayu, sebelum demontran dilempari dengan bom molotov dan gas air mata.

Para demonstran berkeyakinan bahwa mereka yang mengaku sebagai pendukung Mubarak adalah polisi yang berpakaian rakyat sipil dan preman-preman Hizbul Wathan itu sendiri. Pernyataan ini disaksikan sendiri oleh para demonstran.

Pro Mubarak tersebut ada yang menyatakan sebagai bentuk shock-terapi untuk mengkocar-kacirkan demontran malam itu. (lhn)