Warta

British Council akan Bantu Pengembangan Pesantren

Senin, 26 Februari 2007 | 07:59 WIB

Jakarta, NU Online
British Council Indonesia akan terus mendukung dan membantu upaya pengembangan pesantren di Indonesia untuk peningkatan kualitasnya dalam menghadapi globalisasi dan internasionalisasi. Demikian hasil dari kunjungan Wakil Yayasan British Council Gerard Lemos CMG dan Mike Hardy OBE. Director. British Council, Indonesia, Senin.

Hadir dalam pertemuan tersebut Ketua PBNU urusan luar negeri HM Rozy Munir didampingi oleh Masykuri Abdillah, Sri Mulyati dan Syaiful Bahri Anshori.

Sebelumnya, bekerjasama dengan PBNU, British Council dan British Embassy sejumlah ustadz dari pesantren NU telah memperoleh pelatihan manajemen pendidikan di Le<>eds University selama satu bulan. Program yang telah dimulai pada tahun 2003 dan berakhir pada 2008 mendatang secara total akan melatih 112 orang.
 
Berbeda dengan program sebelumnya, kerjasama ini akan lebih banyak menjalankan aktifitasnya di Indonesia dengan pertimbangan efektifitas biaya. Salah satu program yang ditawarkan adalah Information Communication and Technology (ICT).

Pengembangan ICT dikalangan pesantren akan memungkinkan para santri untuk memasuki dunia global. Mike Hardy mengungkapkan beberapa tahun mendatang mungkin akan ada laptop yang dijual hanya USD 100. Pengenalan ICT memungkinkan para santri untuk mengakses berbagai literature dari internet dan berkorespondensi melalui email.

Ketua PBNU Prof. Dr. Masykuri Abdillah yang mengikuti pertemuan menjelaskan guru-guru di lingkungan NU saat ini membutuhkan dukungan besar agar bisa memenuhi persyaratan sertifikasi pemerintah.

Saat ini 50 persen dari guru di lingkugan NU belum memenuhi kualifikasi dan hanya 20 persen yang mengajar sesuai dengan bidang studinya. Batas waktu 10 tahun untuk peningkatan kapasitas tersebut terasa sangat pendek dibandingkan dengan peningkatan kualitas SDM yang harus dilakukan.

Masykuri menambahkan sekolah-sekolah NU juga membutuhkan dukungan peralatan laboratorium seperti laboratorium MIPA termasuk laboratorium komputer untuk pengembangan siswa.

Upaya peningkatan kapasitas guru NU telah dilakukan oleh LP Maarif NU. Dr. Sri Mulyati, wakil ketua LP Maarif NU yang mengikuti pertemuan tersebut menjelaskan bahwa lembaganya telah bekerjasama dengan Hans Seidel Foundation dari Jerman untuk memberikan pelatihan bagi guru-guru vocational di NAD.

Sementara itu, Ketua PBNU HM Rozy Munir menegaskan pentingnya pemberdayaan pesantren sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas SDM di Indonesia. Pemberdayaan personel di satu pesantren akan memungkinkan penyebaran pengetahuan. Jaringan antar kiai dan komunitas yang meliputi kegiatan sosial ekonomi yang dimilikinya memungkinkan adanya transformasi pengetahuan dan peningkatan kemampuan ekonomi bisa berlangsung.(mkf)