Warta

Demo Peringati Lengsernya Soeharto Kalah oleh RUU APP

Ahad, 21 Mei 2006 | 08:17 WIB

Jakarta, NU Online
Berbeda dengan aksi penolakan RUU APP di depan gedung DPR RI yang diikuti ribuan orang, aksi peringatan sewindu lengsernya pemimpin Orde Baru Soeharto di depan Istana Negara yang menurut rencana diadakan besar-besaran hari ini (21/5) hanya dihadiri oleh ratusan orang.

Aksi yang didominasi oleh para mahasiswa dan aktivis 1998 ini pun segera bubar setelah para demonstran membacakan tuntutan mereka. Para demonstran tampak meninggalkan Istana Negara dalam keadaan loyo.

<>

Delapan tahun yang lalu, tepatnya tanggal 21 Mei,  setelah terjadi peristiwa berdarah-darah Presiden Kedua RI Jenderal Soeharto akhirnya mengundurkan diri dari jabatannya.

Dalam pernyataan yang disebarkan kepada wartawan para demonstran meminta agar proses pengadilan atas Soeharto dilanjutkan. “Selama delapan tahun Soeharto tak kunjung diadili,” demikian dalam selebaran pernyataan itu.

Para demonstran menuntut pemerintah mencabut penerbitan Surat Keputusan Penghentian Penyelidikan Perkara (SKP3) yang dikeluarkan Kejaksaan Agung. Mereka meminta Soeharto diadili sesuai dengan undang-undang yang berlaku.

Mereka juga menuntut penyitaan terhadap harta milik Soeharto, keluarga dan para pejabat Orde Baru untuk dikembalikan kepada negara. Pemerintah SBY-Kalla diminta bersikap tegas terhadap dosa politik Soeharto yang menyebabkan terjadinya pelanggaran HAM di masa lalu.

Para demonstran membubarkan diri pada pukul 12.15. Sementara itu di depan Gedung DPR RI “Aksi Sejuta Umat” masih berlangsung ramai. Para pemimpin ormas Islam dan beberapa pimpinan DPR secara bergantian membacakan orasinya.

Aksi dukungan terhadap RUU APP ini baru berakhir pada pukul 13.00 setelah para pimpinan DPR memberikan janji akan mengesahkan RUU APP pada Juni mendatang. Para demonstran meneruskan acara long march. Sebagian kelihatan bergegas menuju kendaraannya masing-masing dengan penuh semangat dan senyuman. (nam/dar)