Warta JELANG MUKTAMAR

Dicalonkan Rais Aam, Habib Luthfi Terserah Muktamirin

Selasa, 9 Februari 2010 | 07:05 WIB

Pekalongan, NU Online
Keinginan beberapa Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) mengusung Habib Muhammad Luthfi bin Ali bin Hasyim bin Yahya sebagai Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) pada Muktamar NU Maret mendatang ditanggapi biasa-biasa saja oleh Habib Luthfi sendiri. Meski dukungan terus mengalir dari cabang-cabang termasuk dari wilayah Jawa Barat, Habib Luthfi tetap menyerahkan sepenuhnya urusan Rais Aam kepada peserta muktamar atau muktamirin.

Demikian dikatakan KH Zakaria Ansor, Katib Syuriyah PCNU Kota Pekalongan kepada NU Online usai menghadap pimpinan utama jamaah tarekat NU atau Rais Aam Idaroh Aliyah Jam'iyyah Ahlit Thariqah Al Mu'tabaroh An Nahdliyyah itu di kediamannya Pekalongan, Senin (8/2) tadi malam.<>

Dalam pandangan Habib Luthfi, ada persoalan yang paling mendasar dalam tubuh NU dibanding hiruk pikuk kandidat Rais Aam maupun Ketua Umum PBNU, yakni merosotnya ajaran ahlus sunnah wal jama'ah (Aswaja) di kalangan anak muda NU, dan ini perlu menjadi persoalan serius bagi pengurus NU mendatang. Jika NU ingin tetap terus bertahan di bumi Indonesia, segera melakukan kaderisasi dan diklat tentang Aswaja.

Habib Luthfi justru sangat gelisah terhadap masalah kemerosotan paham Aswaja yang hingga kini belum ditangani secara serius oleh NU di berbagai tingkatan. Celah ini dimanfaatkan dengan baik oleh kelompok wahabi menyerang dan mencuci otak anak-anak NU, demikian habib Lutfi seperti dikutip Zakaria.

Oleh karena itu menurut Habib Luthfi, dalam muktamar NU mendatang, persoalan pendidikan Aswaja dan kaderisasi harus dibahas secara tuntas, agar ke depan NU bisa lebih baik lagi. Apalagi tantangan NU semakin berat, jika sebelumnya musuh NU menyerang dengan sembunyi, sekarang sudah terang-terangan tanpa tedeng aling-aling lagi.

Sementara itu, dalam Musyawarah Kerja Wilayah (Muskerwil) NU Jawa Tengah yang berlangsung Sabtu kemarin di Semarang, isu kandidat rais aam dan ketua umum tidak disinggung sama sekali dalam agenda Muskerwil yang dihadiri oleh peserta  seluruh cabang NU se Jawa Tengah. Pasalnya, usai mendengarkan pengarahan Ketua Umum PBNU, peserta langsung dibagi dua kelompok untuk membahas materi bahtsul masail dan teknis pemberangkatan peserta.

Namun, dari perbagai pembicaraan peserta saat rehat, ada dua calon rais aam yang muncul untuk menggantikan KH Sahal Mahfudz, yakni KH Mustofa Bisri atau yang sering disapa Gus Mus asal Rembang dan Habib Luthfi asal Pekalongan. Sedangkan untuk ketua umum sama sekali tidak muncul dalam forum Muskerwil yang digelar khusus untuk persiapan muktamar ini. (amz)