Warta

Didatangi Jusuf Kalla, NU Tetap Bebaskan Warganya Pilih Capres

Rabu, 6 Mei 2009 | 10:02 WIB

Jakarta, NU Online
Kunjungan Capres Partai Golkar, Jusuf Kalla, tak mengubah sikap Nahdlatul Ulama (NU) yang memang tidak berpolitik praktis. Warga NU yang tersebar di seluruh pelosok Tanah Air tetap dibebaskan untuk memilih pasangan capres-cawapres dalam ajang Pemilu Presiden pada Juli 2009 nanti.

Demikian ditegaskan Ketua PBNU, Ahmad Bagdja, kepada wartawan usai menerima Kalla. Ia menjelaskan, kunjungan tersebut bukan merupakan bentuk dukungan PBNU kepada Kalla. Secara organisasi, PBNU dilarang untuk mendukung salah satu pasangan capres-cawapres. Bahkan, sekedar arahan pun, tidak diperbolehkan.<>

“Arahan memilih seseorang (baca: pasangan capres-cawapres), dilarang secara organisasi. Membuat kriteria pun, kalau kriterianya mengarah pada capres-cawapres tertentu, tidak boleh,” terang Bagdja.

Seperti halnya dalam Pemilu Legislatif lalu, PBNU memberikan kebebasan pada warganya untuk menentukan pilihannya masing-masing pada Pilpres nanti. “Soal itu (pilihan politik), warga NU yang juga warga negara Indonesia, mempunyai hak dan kebebasan memilih. NU, secara organisasi, tidak mencampuri,” terang Bagdja.

Kalla datang bersama Wakil Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso. Ia diterima langsung Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi dan sejumlah petinggi PBNU lainnya.

Kehadiran Kalla dalam kesempatan itu atas undangan PBNU. Pimpinan organisasi kemasayarakatan Islam terbesar di Indonesia itu memang sengaja mengundang sejumlah politikus yang berlatar belakang nahdliyin (warga NU), terutama yang kini menjadi pemimpin partai politik.

Selain itu, hadir juga Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan, Suryadharma Ali. Namun, kedatangan mereka tidak bersamaan. Muhaimin datang lebih awal. Setelah Muhaimin meninggalkan tempat, menyusul kemudian Suryadharma. Demikian juga Kalla, datang setelah Suryadharma berpamitan. (rif)