Warta

Fatayat NU Bisa Mandiri dengan Ikan

Kamis, 9 Desember 2010 | 06:38 WIB

Tegal, NU Online
Kekayaan ikan laut Indonesia sangat melimpah. Namun belum bisa diolah dan kembangkan secara maksimal. Sehingga diperlukan tangan-tangan terampil. Karena itu kaum ibu yang lebih telaten, bisa diandalkan potensinya untuk mengolah ikan menjadi  berbagai jenis makanan yang bernilai gizi tinggi.

“Sesuai kebutuhan daerah, kami menyiapkan sumber daya manusia menjadi pengolah ikan yang profesional,” tutur Kepala Balai Pendidikan dan Pelatihan Perikanan (BPPP) Kota Tegal  Ir Bastian Mainassy MSi di sela-sela Diklat Teknis Kejuruan Bidang Boga/Pengolahan Ikan kerjasama Ditjen Binalattar Kementerian Tenaga Kerja dengan Pengurus Cabang (PC) Fatayat NU Kota Tegal di Kompleks SUPM Kota Tegal, Rabu (8/12).<>

Menurut Bastian, ikan bisa diolah sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan teknologi. Ataupun menyesuaikan kemauan pasar. Fatayat NU memiliki anggota perempuan yang banyak sehingga sangat potensial mengolah berbagai jenis ikan untuk berbagai bentuk kuliner. “Kami selalu melakukan invosi, sehingga bisa kreatif dan rekreatif mengolah ikan,” katanya.

Yang jelas, bila Fatayat NU  mampu menyerap secara maksimal pelatihan pengolahan ikan ini, maka hasilnya akan maksimal juga. Sehingga bisa menambah peningkatan ekonomi keluarga, yang pada muaranya mampu menjadi wanita yang mandiri.  ”Lewat ikan, perempuan bisa mandiri,” tandasnya.

Ketua PC Fatayat NU Kota Tegal Dra Murniasih menjelaskan jika  Diklat ini diikuti 16 orang dari 4 Pengurus Anak Cabang (PAC) se Kota Tegal. Meliputi PAC Margadana, Tegal Barat, Tegal Timur dan Tegal Selatan. Masing-masing PAC mengirimkan 4 orang. Mereka yang dikirim adalah benar-benar yang tidak mempunyai pekerjaan tetap. “Mereka betul-betul belum memiliki pekerjaan dan punya semangat dan optimisme kuat untuk mengelola,”tutur Murniasih.

Kegiatan yang berlangsung sejak 4 November hingga 9 Desember ini mempelajari secara teori dan praktek 8 mata diklat. Yakni pembuatan Nugget Ikan, Bakso Ikan, Dendeng Ikan, Abon Ikan, Kerupuk Ikan, Minuman dari rumput laut, Kecap Ikan dan Kaki Naga Ikan.

Digelarnya diklat pengolahan ikan ini lanjut Murni,  mengingat Tegal sebagai Kota Bahari yang banyak menyediakan bahan baku. Namun, yang lebih mendesak, adalah agar anggota Fatayat NU makin mandiri secara ekonomi khususnya dalam menghidupi keluarganya.

Murniasih menjelaskan, secara intens peserta pelatihan dibimbing oleh 5 orang terdiri dari pelatih, instruktur dan widyaiswara. Mereka adalah Ellysa Budihartati SPi, Januri SPi, Suprihatin, Heri Puryanto A Md dan Ahmad Harianto SPi.
Keseriusan Fatayat NU Kota Tegal  dalam pelatihan ini, lanjut Murni, adalah dengan menggandeng pihak ketiga untuk menyediakan permodalan, peralatan dan pemasaran bagi peserta. “Kalau permodalan, kami sediakan lewat Koperasi Jasmine milik PC Fatayat NU,” pungkasnya. (wasdiun)