Warta

Gus Dur, Mega, Akbar, Wiranto Bertemu di Ciganjur

Jumat, 12 Agustus 2005 | 13:04 WIB

Jakarta, NU Online
Beberapa tokoh nasional Jumat (12/8) mengadakan pertemuan di rumah KH. Abdurrahman Wahid (Gus Dur) di Komplek Wahid Hasim Jl. Warung Sila, Ciganjur, Jakarta Selatan. Pertemuan dimaksud untuk membahas beberapa persoalan penting yang saat ini dihadapi pemerintah terutama berkaitan dengan krisis Aceh dan Papua.

Para tokoh yang dimaksud adalah Gus Dur, Megawati, Akbar Tandjung, Wiranto, Tri Sutrisno, Hariman Siregar, dan Nugroho Jayusman. Pertemuan diadakan selepas sholat jum’atan bersama di masjid Al-Munawwarah Ciganjur. Taufiq Kemas, Pramono Anung, dan Wimar Witular juga tampak hadir menyusul. Pertemuan di Ciganjur ini merupakan yang ketiga kalinya setelah beberapa bulan lalu aliansi ini mengadakan pertemuan di rumah Tri Sutrisno dan Wiranto.

<>

Dalam konverensi pers singkat yang dipandu oleh Wimar Witular setelah pembicaraan tertutup selama sekitar tiga jam aliansi menghimbau agar pemerintah lebih terbuka dalam soal penyelesaian masalah Aceh dan Papua.

”Kita sampai pada kesimpulan bahwa pemerintah tidak terbuka. Banyak persoalan yang disembunyikan. Pemerintah membuat situasi Aceh dan Papua menjadi gelap bagi kita. Kita berharap agar pemerintah lebih membuka diri dalam negoisasi di DPR. DPR perlu data yang cukup. Jelek-jelek begini kita punya anak buah di DPR,” kata Gus Dur sebagai juru bicara kunci.

Gus Dur juga menyesalkan keterlibatan pihak asing dalam penyelesaian urusan Aceh dan Papua. ”Kenapa penyelesaian Aceh harus di Helsinki sana? Ini kan permasalahan Indonesia. Juga urusan Papua, yang ikut dari pihak asing malah lebih banyak dari Aceh,” kata Gus Dur.

Rencananya para tokoh yang mengadakan pertemuan di Ciganjur ini akan segera mengadakan kampanye di Aceh secara beruntun dengan melibatkan para tokoh adat. Aliansi berharap krisis Aceh tidak mengganggu kedaulatan Negara Republik Indonesia (NKRI). ”Orang-orang di hutan akan turun untuk membantu republik,” kata Gus Dur.

Sementara itu nota kesepahaman (MoU) antara pemerintah dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) akan ditandatangani pada 15 Agustus mendatang. Aliansi meminta agar MoU dipublikasikan terlebih dahulu. ”Kita nggak tahu persis apa isi MoU-nya. Kalau tahu sikap kita begini-ini pemerintah akan mempertimbangkan,” kata Gus Dur.

A Khoirul Anam-kontributor NU Online Jakarta