Warta

Gus Ipul Klarifikasi Pernyataannya Bukan Berarti Tak Loyal pada NU

Selasa, 14 Juli 2009 | 00:17 WIB

Surabaya, NU Online
Ketua Umum Pengurus Pusat (PP) Gerakan Pemuda (GP) Ansor, Saifullah Yusuf, mengklarifikasi pernyataannya yang meminta pergantian ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Menurut dia, pernyataan itu bukan berarti dirinya tidak loyal pada NU.

"Loyalitas dan ketaatan saya pada NU," kata Gus Ipul, sapaan akrab Saifullah Yusuf, dihubungi melalui telepon di Surabaya, Senin (13/7).<>

Ia menegaskan, pernyataannya agar KH Hasyim Muzadi mengakhiri kepemimpinannya di NU justru demi kebaikan organisasi. Pasalnya, ia menilai tidak ada prestasi menonjol yang diukir Hasyim selama dua periode memimpin NU.

Di bawah kepemimpinan Hasyim, kata Saifullah, justru NU lebih diarahkan untuk kepentingan politik praktis, dukung mendukung dalam ranah kekuasaan.

"Seharusnya NU menjadi tenda besar yang mengayomi semua orang," kata Saifullah yang juga Wakil Gubernur Jawa Timur tersebut.

Ia menyebutkan tindakan Hasyim dalam memobilisasi dukungan di kalangan NU untuk mendukung calon tertentu dalam Pemilu Presiden dan Pemilihan Gubernur Jawa Timur beberapa waktu lalu.

Ditanya apakah ia menginginkan Hasyim mengundurkan diri sebelum masa jabatannya berakhir pada muktamar NU di Makassar akhir Januari 2010, Saifullah menyatakan itu terserah Hasyim.

"Persoalan apakah Pak Hasyim berhenti sebelum muktamar atau saat muktamar nanti, itu terserah Pak Hasyim," katanya.

Wacana agar Hasyim mengakhiri kepemimpinannya di NU dilontarkan Saifullah pertama kali usai menghadiri acara pertemuan di salah satu pesantren di Jombang, Jawa Timur, Sabtu (11/7) lalu.

Wakil Sekjen PBNU Saiful Bahri Anshori di Jakarta, Senin, bereaksi keras terhadap pernyataan keponakan KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur) itu.

Menurutnya, sebagai badan otonom NU. GP Ansor secara organisatoris dan moral tidak memiliki hak meminta pengurus NU mengundurkan diri.

Pernyataan Saifullah Yusuf meminta ketua umum PBNU mengundurkan diri dari jabatannya, katanya, merupakan kesalahan organisatoris dan moral yang sangat berat. (rif)