Warta

Hasyim: Waspadai Upaya Penundaan Pilkada Jatim Putaran Ketiga

Selasa, 23 Desember 2008 | 12:04 WIB

Jakarta, NU Online
Masyarakat Madura, Jawa Timur, khususnya warga Pamekasan, Sampang dan Bangkalan, diminta mewaspadai upaya sistematis yang menginginkan penundaan Pilkada Jatim “putaran ketiga” hingga pelaksanaan Pemilihan Presiden (Pilpres) pada 2009 nanti.

Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Hasyim Muzadi mengatakan hal tersebut di Jakarta, Selasa (23/12), melalui siaran pers yang dikirimkan kepada NU Online.

<>
Menurutnya, semua pihak harus menghormati keputusan Mahkamah Konstitusi (MK) yang telah menetapkan waktu pelaksanaan Pilkada Jatim putaran ketiga, yakni pemungutan suara ulang di Bangkalan dan Sampang, serta penghitungan suara ulang di Pamekasan.

Jika kemudian terjadi penundaan hingga setelah pelaksanaan Pilpres 2009, Hasyim mengatakan, “hal tersebut hanya menunjukkan ketidakmampuan dalam menegakkan disiplin hukum nasional serta ketidaksiapan berkompetisi secara demokratis dan fair.”

Keputusan MK hasil gugatan sengketa Pilkada Jatim itu sudah merupakan “payung” hukum yang kuat. “Dan, pemerintah (pusat dan daerah) tinggal mengambil langkah teknis sesuai aturan regular,” tandas Hasyim.

Hasyim juga meminta pemerintah pusat dan pemerintah daerah tidak lagi bertele-tele dalam mengambil keputusan. Hal itu penting agar tidak timbul kesan punya kepentingan lain dalam Pilkada yang pada akhirnya akan merugikan proses Pilpres nanti.

Kepada DPR RI, mantan ketua Pengurus Wilayah NU Jatim tersebut mengimbau untuk memberikan peringatan kepada pemerintah agar mengambil langkah cepat sehingga Jatim terhindar dari ketidakpastian.

Selain itu, Hasyim juga mengingatkan kepada kalangan nahdliyin dan masyarakat Madura yang akan mengikuti Pilkada Jatim putaran ketiga agar benar-benar mematuhi peraturan. Dapat menjaga ketenangan, ketertiban serta jangan sekali-sekali melakukan kesalahan apalagi kecurangan.

“Siapa pun yang melakukan kecurangan dalam posisi dan fungsi apa pun, dapat dikenakan pidana, di samping telah mencederai nama baik Madura dan Jawa Timur,” jelas Pengasuh Pondok Pesantren Al Hikam, Malang, Jatim, itu. (rif)