Warta

Ingin Sukses, Santri harus Pinter Atur Waktu

Senin, 31 Oktober 2005 | 09:07 WIB

Khartoum, NU Online
Musytasar PCINU Sudan Kang Badrus panggilan akrab H. Moh Badrussalam Shof berpesan, sebagai santri seharus penuh perhitungan dan pinter mengatur waktu. pesan itu di sampaikan setelah berbuka puasa di halaman masjid Ma’had Khartoum Dauly pada acara kuliah subuh di kediaman Gus Ali Zamroni wakil katib syuriyah PCINU, Ahad 30/10 di komplek asrama mahasiswa.

Kang Badrus, kandidat doktor di bidang kurikulum dan metodolegi pengajaran pada universitas Islam Omdarman Sudan yang juga mantan rois syuriyah PCINU dua priode memaparkan dalam ceramahnya, kalau para ekonom memperhitungkan bagaimana bisa menghasilkan laba sebanyak mungkin, maka, seharusnya santri harus penuh perhitungan bagai mana menggunakan waktu sebaik mungkin sehingga mendapatkan ilmu sebanyak mungkin

<>

Ceramah Kang Badrus yang mengambil tema " efisiensi waktu" menceritakan bahwa dulu pada tahun 90 waktu menyantri di pesantren Bahrul Ulum Tambak Beras Jombang waktu mengaji pada KH Abd. Nasir Fattah beliau berpesan santri jangan menghabiskan waktu hanya untuk berdo'a, santri harus bisa membagi waktu untuk belajar, berdo'a cukup pada waktu-waktu tertentu.

Hadir pada acara itu, KH. Asyhar Kholil MA, wakil rois syuriyah PCINU, Ust. Nur Hasan Abd. Bari, S.S. A'wan syuriyah, Gus Nuril Hida bendahara LDPCINU.

Sebelum mengakhiri ceramah Kang Badrus yang mengenakan baju batik bersarung dan berpeci hitam menjelaskan, Islam sangat menekankan efisiensi waktu, contoh kongkrit dalam Islam ada Lailatul Qodar, barang siapa yang beribadah pada malam itu bagaikan ibadah seribu bulan, itu namanya efesiensi waktu dalam satu bulan tidak usah puasa sunah sebulan penuh.

Rasulullah bersabda barang siapa puasa pada ayyamul bid ( puasa pada tgl 13,14 dan 15) maka seperti puasa satu bulan penuh, ini juga efesiensi waktu, kalau ingi puasa setahun penuh tidak perlu susah-susah susah tiap hari puasa setahun, cukup setelah hari raya idl fitri puasa seminggu maka fahalanya bagaikan puasa setahun penuh,

“Itu Rasullullah yang bersabda. maka di jawa ada istilah rioyo kupatan -hari raya kupat- (hari raya seminggu setelah hari raya idul fitri) hari raya kupat yang biasanya banyak ketupat itu punya filsafat tersendiri, kupat berasal dari kata kata arab kaffatan yang berarti mencukupi -setelah puasa seminggu habis idl fitri itu mencukupi bagaikan puasa penuh setahun,” tandasnya.

Kontributor : PCI NU Sudan