Televisi resmi Iran melaporkan, ribuan warga Iran di berbagai tempat turun ke jalan-jalan untuk merayakan ulang tahun ke-29 pengambilalihan Kedutaan Besar AS oleh para aktivis mahasiswa.
Peringatan itu tepat sehari menjelang pemungutan suara warga AS untuk memilih presiden baru di negerinya.<>
Di ibu kota Iran, Teheran, kerumunan massa berkumpul di luar bekas Kedubes AS, Senin (3/11), dan meneriakkan slogan- slogan anti-AS dan anti-Israel sambil membakar bendera kedua negara itu.
Para mahasiswa yang meyakini bahwa Kedubes AS itu merupakan pusat penyusunan strategi untuk meruntuhkan Iran sempat menawan 52 warga AS selama 444 hari di sana.
Pengambilalihan itu langsung disikapi AS dengan memutuskan hubungan diplomatik dengan Iran. Tidak pernah ada lagi kontak diplomatik sejak itu, bahkan AS dan Iran terus bersitegang.
Media-media massa di Iran pun mengaitkan hasil pemilu di AS dengan kemungkinan membaiknya hubungan kedua negara.
Kayhan International, surat kabar garis keras berbahasa Inggris, mengungkapkan dalam tajuknya, tidak masalah siapa yang memenangi kompetisi menjadi presiden AS.
”Mudah-mudahan salah satu dari keduanya akan mengakhiri sistem dominasi AS, yang kegiatan spionasenya diakhiri hari ini pada 1979 oleh para mahasiswa Universitas Teheran sebagai langkah untuk menggagalkan plot Gedung Putih terhadap Republik Islam yang baru berdiri,” tulisnya di halaman muka.
Meski banyak yang meneriakkan ”matilah Amerika” di depan bekas Kedubes AS itu, sejumlah orang bertanya-tanya apakah pemilu di AS pada Selasa ini akan membawa perubahan di AS.
”Ada kemungkinan baik akan adanya perubahan dalam cara pandang mereka (AS) terhadap Iran dengan datangnya presiden baru. Saya sangat optimistis, khususnya jika Obama terpilih,” kata Ahmad Abdullahi (34), guru sekolah di depan bekas Kedubes AS. Barack Obama adalah calon presiden AS dari Partai Demokrat.
Beberapa pengamat Iran mengatakan, para pejabat di Iran secara pribadi lebih menyukai Obama, tetapi mereka juga tidak mengharapkan adanya perubahan kebijakan besar AS terhadap Iran.
”Saya tidak melihat insting imperialis mereka akan membiarkan adanya perubahan dalam perilaku dan sikap mereka terhadap Iran atau negara-negara lainnya,” papar Aboutaleb Mirzaie (71), seorang pensiunan. (KCM)
Terpopuler
1
Menag Nasaruddin Umar akan Wajibkan Pramuka di Madrasah dan Pesantren
2
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
3
Kiai Ubaid Ingatkan Gusdurian untuk Pegang Teguh dan Perjuangkan Warisan Gus Dur
4
Pilkada Serentak 2024: Dinamika Polarisasi dan Tantangan Memilih Pemimpin Lokal
5
Dikukuhkan sebagai Guru Besar UI, Pengurus LKNU Jabarkan Filosofi Dan Praktik Gizi Kesehatan Masyarakat
6
Habib Husein Ja'far Sebut Gusdurian sebagai Anak Ideologis yang Jadi Amal Jariyah bagi Gus Dur
Terkini
Lihat Semua