Warta

Jadi Badan Otonom, Pagar Nusa Lakukan Pra Kongres

Jumat, 23 September 2005 | 11:45 WIB

Jakarta, NU Online
Setelah diputuskan berubah dari lembaga menjadi badan otonom sesuai dengan Keputusan Muktamar ke 31 NU di Boyolali Jateng, Lembaga Pencak Silat NU Pagar Nusa akan melakukan kegiatan pra kongres pada 24-25 September di Pesantren Ciganjur yang diasuh oleh Gus Dur di Jakarta.

Ketua Pagar Nusa H. Suharbillah menjelaskan bahwa rencana sebenarnya akan langsung pelaksanaan kongres, namun berdasarkan keputusan rapat pleno PBNU dimana aturan main perubahan status dari lembaga ke badan otonom belum diputuskan, maka forum ini diganti pra kongres.

<>

Beberapa agenda yang akan dibahas meliputi penyusunan Peraturan Dasar/Peraturan Rumah Tangga (PD/PRT) yang akan digunakan sebagai aturan organisasi dalam melaksanakan kongres, program, rekomendasi, dan masalah teknis menyangkut pembaharuan jurus-jurus pencak silat.

Dinilainya bahwa perubahan status dari lembaga menjadi badan otonom ini akan semakin meningkatkan kinerja organisasi. “Badan otonom memiliki kebebasan yang lebih luas untuk melaksanakan program-programnya dibandingkan sebagai lembaga yang hanya melaksanakan program dari PBNU,” tandasnya seusai bertemu dengan Gus Dur di Lt 5 Gd. PBNU.

Dalam sejarahnya, Pagar Nusa yang didirikan pada 3 Januari 1986 di Ponpes Lirboyo Kediri dalam bentuk sebagai badan otonom NU dan dipimpin oleh KH Maksum Jauhari atau lebih dikenal dengan Gus Maksum. Namun dalam perkembangannya, Pagar Nusa berubah menjadi lembaga sesuai keputusan Muktamar ke 30 NU di Lirboyo Kediri.

Ditegaskan Suharbillah bahwa pengalaman membuktikan selama menjadi lembaga, Pagar Nusa cenderung stagnan karena harus terikat para program PBNU yang juga harus mengurusi banyak sekali lembaga.

Kegiatan ini akan diikuti oleh sekitar 800 orang peserta yang datang dari 20 propinsi dan 103 cabang. Ponpes Ciganjur digunakan dengan alasan mencari tempat yang sederhana dan murah sebagai wujud keprihatinan terhadap kondisi bangsa ini yang tengah mengalami banyak penderitaan.

Suharbillah juga menjelaskan bahwa penggunaan Ponpes Cipasung yang terletak di kediaman Gus Dur tersebut sama sekali tak ada kaitannya dengan konflik ditubuh PKB dan rencana pelaksanaan muktamar oleh Alwi Syihab Cs di Surabaya yang juga melakukan show of force oleh para pendukungnya.(mkf)