Warta

Jusuf Kalla Silaturrahim ke PBNU, Hanya Dapat Dukungan Doa

Rabu, 6 Mei 2009 | 09:35 WIB

Jakarta, NU Online
Capres Partai Golkar Jusuf Kalla bersilaturrahim ke Kantor Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Jalan Kramat Raya, Jakarta, Rabu (6/5) siang. Kalla yang datang bersama Wakil Ketua DPP Partai Golkar, Priyo Budi Santoso, diterima Ketua Umum PBNU KH Hasyim Muzadi.

Dalam kunjungan itu, Kalla meminta doa restu berkaitan dengan majunya sebagai calon presiden (capres) berdampingan dengan Wiranto dalam ajang Pemilu Presiden pada Juli 2009. Tak ada dukungan politik yang diberikan PBNU pada Kalla, melainkan sebatas dukungan doa.<>

“Dapat dukungan doa,” ujar Kalla menjawab pertanyaan wartawan usai melakukan pertemuan tertutup bersama Hasyim dan sejumlah petinggi PBNU lainnya selama sekira 30 menit. Dijelaskan Kalla, pertemuan tersebut juga menjelaskan perkembangan politik terkini dan menjelaskan rencana ke depan.

Dalam kesempatan yang sama, Hasyim, mengatakan, salah satu warga NU ada yang masuk menjadi capres, kalau dalam pemilu 2004 hanya menjadi cawapres. "Kalau dulu masuk jadi wakil, sekarang masuk jadi presiden, semoga Allah melindungi," pungkasnya

Kalla menambahkan, pentingnya membina dan memperkuat kemandirian bangsa, karena itu yang menjadi inti perjuangan ekonomi meningkatkan martabat dan posisi masyarakat secara luas.

"Dengan meningkatkan kemandirian ekonomi masyarakat dapat memberikan kesempatan kepada seluruh warga bangsa," ujarnya.

Ketika disinggung mengenai keputusan Partai Golkar yang mempersilakan calonnya untuk maju dalam pilpres, Kalla menegaskan, semua mempunyai hak untuk dipilih dan memili, asalkan tidak menggunakan atribut dan mengatasnamakan partai.

Kehadiran Kalla dalam kesempatan itu atas undangan PBNU. Pimpinan organisasi kemasayarakatan Islam terbesar di Indonesia itu memang sengaja mengundang sejumlah politikus yang berlatar belakang nahdliyin (warga NU), terutama yang kini menjadi pemimpin partai politik, di antaranya adalah Kalla. Kalla yang juga Wakil Presiden RI merupakan warga NU. Sampai kini, ia masih resmi menjabat Mustasyar Pengurus Wilayah NU Sulawesi Selatan.

Hadir juga pada kesemmpatan itu, Ketua Umum DPP Partai Kebangkitan Bangsa, Muhaimin Iskandar, dan Ketua Umum DPP Partai Persatuan Pembangunan, Suryadharma Ali. Namun, kedatangan mereka tidak bersamaan. Muhaimin datang lebih awal. Setelah Muhaimin meninggalkan tempat, menyusul kemudian Suryadharma. Demikian juga Kalla, datang setelah Suryadharma berpamitan. (rif)