Fenomena pemilihan kepala daerah (pilkada) yang marak belakangan ini, merupakan tanda bahwa bangsa Indonesia sedang mengalami krisis ideologi. Pasalnya, dalam hajatan pesta demokrasi lokal itu, partai politik seakan tak peduli ideologi apa pun saat mengusung calon jagoannya.
Pendapat tersebut dikemukakan Mustasyar Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Muchith Muzadi dalam perbincangan dengan NU Online di kediamannya di Jalan Kalimantan, Jember, Jawa Timur, akhir pekan lalu.<>
“Seorang calon bisa memilih partai apa saja yang bisa mengusung dirinya. Begitu pula sebaliknya, partai politik juga bisa memilih siapa saja calon yang dianggap cocok dan menguntungkan pihaknya,” terang kakak kandung KH Hasyim Muzadi itu.
Persamaan visi dan ideologi, kata Kiai Muchith, seharusnya menjadi pertimbangan utama dalam wilayah politik praktis. Namun, hal itu tidak terjadi. Sebaliknya, pertimbangan materi yang justru lebih diutamakan.
Menariknya, ujar dia, fenomena tersebut juga terjadi pada sebagian kader NU. Mereka yang terjun di politik praktis, katanya, cenderung berpikir sempit dan jangka pendek. Visi dan misi perjuangan NU kerap ditanggalkan demi kepentingan politik sesaat.
“Kalau ini diteruskan, bisa berbahaya dan NU yang akan menderita kerugian,” tegasnya. (sbh)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: 4 Maksiat Hati yang Bisa Hapus Pahala Amal Ibadah
2
Khutbah Jumat: Jangan Golput, Ayo Gunakan Hak Pilih dalam Pilkada!
3
Poligami Nabi Muhammad yang Sering Disalahpahami
4
Peserta Konferensi Internasional Humanitarian Islam Disambut Barongsai di Klenteng Sam Poo Kong Semarang
5
Kunjungi Masjid Menara Kudus, Akademisi Internasional Saksikan Akulturasi Islam dan Budaya Lokal
6
Khutbah Jumat Bahasa Sunda: Bahaya Arak keur Kahirupan Manusa
Terkini
Lihat Semua