Warta

Liga Arab Tengahi Krisis Lebanon

Senin, 11 Desember 2006 | 10:17 WIB

Beirut, NU Online
Seorang utusan Sudan, Senin akan melakukan perundingan dengan para pemimpin Lebanon mengenai satu usul Liga Arab untuk menyelesaikan krisis politik  setelah satu unjuk kekuatan oleh oposisi yang dipimpin Hizbullah yang pro Suriah.

Ratusan ribu pemrotes menghadiri satu unjukrasa di Beirut tengah, Minggu untuk menuntut peran penting dalam pemerintah bagi Hizbullah yang beraliran Syiah itu dan sekutu-sekutu Kristen dan Muslimnya.

<>

PM Fouad Siniora yang didukung Barat menolak  tuntutan itu, dan mengatakan Hizbullah ingin menempatkan Lebanon di bawah pengawasan Suriah dan Iran, tapi perdana menteri itu, Minggu kembali menyerukan dialog untuk mengakhiri krisis itu.

Penasehat presiden Sudan Mustafa Osman Ismail akan tiba di Beirut Senin malam dan bertemu dengan para pemimpin kedua kelompok itu. Sekjen Liga Arab Amr Moussa akan bergabung  dengan dia, Selasa. Kedua pemimpin itu telah melakukan perundingan-perundingan terpisah di Beirut pekan lalu.

Ismail mengemukakan kepada stasiun televisi Arabiya dari Damaskus  bahwa semua pihak di Lebanon menyetujui  penengahan Liga Arab itu. Ia mengatakan perundingan akan dimulai kembali menyangkut satu  paket perjanjian termasuk tuntutan-tuntutan  dari kedua pihak.

Ia mengatakan usul itu termasuk pemerintah persatuan, penerimaan satu pengadilan internasional  yang diusulkan PBB untuk mengeadili  para tersangka dalam pembunuhan mantan PM Rafik Hariri  tahun lalu, pemilihan dipercepat presiden dan parlemen.

"Siniora mundur," teriak para pengunjukrasa. "Beirut  bebas," kata yang lainnya dalam apa yang disebut  satu sumber pasukan keamanan  unjukrasa  terbesar dalam sejarah Lebanon.

Siniora, yang terkurung dalam kantornya yang dijaga ketat pasukan keamanan  mendesak lawan-lawan politiknya untuk mengakhiri unjukrasa di jalan-jalan dan memulai kembali perundingan.

"Pada kesempatan ini, saya menyerukan  para pemrotes untuk kembali pada lembaga-lembaga konstitusional membicarakan semua masalah yang dipertikaikan dan mencapai penyelesaian riil," katanya dalam sebuah pernyataan.

Para pembicara dalam protes itu menyatakan pemerintah adalah boneka AS, dan menuduh bahwa sekutu-sekutu Siniora mengharapkan Israel  menghancurkan para pejuang Hizbullah dalam perang mereka melawan negara Yahudi itu  baru-baru ini.

Siniora menuduh Hizbullah berusaha melakukan kudeta  menyusul perangnya  itu dan para pengomentar  memperingatkan bahwa pertikaian yang memburuk  dapat meningkat pada aksi kekerasan sektarian di sebuah negara yang masih berusaha membangun kembali setelah perang saudara 1975-1990.

Seorang pengunjukrasa Syiah  tewas dan beberapa orang lainnya  cedera dalam insiden penembakan , kerusuhan dan bentrokan antara para pendukung kedua pihak pekan lalu. Siniora akan melakukan sidang kabinet Selasa. (ant/mad)