Warta KRISIS MESIR

Madrasah NU Tunda Kirim Siswa ke Mesir

Sabtu, 5 Februari 2011 | 12:09 WIB

Kudus, NU Online
Kekhawatrian dunia  pendidikan terhadap gejolak politik yang melanda Mesir membuat  kekhawatiran bagi sebagian  madrasah NU  yang biasa mengikutsertakan siswanya mengikuti program beasiswa S1 ke Mesir.Salah satunya, MA NU Taswiquth Tullab Salafiyah (TBS) Kudus yang sering mengirimkan alumni belajar sekolah di Universitas Al Azhar Kairo Mesir.

Waka Kurikulum Madrasah Aliyah (MA) NU Taswiquth Tullab Salafiyah (TBS) Kudus, Suwanto, mengatakan kondisi keamanan sangat mengkhawatirkan sehingga rencana  untuk melakukan penundaan terhadap siswanya meneruskan studi ke Mesir. "Tahun depan  saja kami merekomendasikan kepada siswa untuk studi di Mesir," katanya, di TBS, Kamis (3/2).
>
Mesir, menurut Suwanto, masih menjadi magnet  studi agama yang populer dan tersohor. Pasalnya sejumlah cendikiawan  Indonesia pernah mengenyam pendidikan disana dan Universitas Al Azhar  salah satu lembaga pendidikan tertua di dunia yang berbasis agama Islam.

Sampai saat ini setidaknya ada 15 alumni yang sedang menempuh studi di  Universitas Al Azhar Kairo Mesir. Sejak tahun 1993 TBS telah  memfasilitasi studi siswanya ke Universitas Al Azkar di Kairo Mesir dengan menjalin kerjasama lewat beasiswa yang diadakan Kementrian Agama RI. Meski tak sepenuhnya sekolah bisa menghantarkan siswa studi lanjut, setidaknya informasi dan sosialisasi beasiswa berasal dari sekolah.

"Sebelum kisruh di Mesir konsultan pendidikan luar negeri,Global Overseas, yang  mempromosikan beasiswa S1 di Universitas Al Azhar, datang kepada kami untuk memberitahukan jadwal pendaftaran beasiswa. Tapi setelah melihat  gejolak Mesir, kami urungkan sosialisasi lebih lanjut kepada siswa," katanya yang beberapa hari lalu telah melakukan sosialisasi awal.

Hanya  saja, pihaknya tidak bisa berbuat banyak jika keinginan siswa sangat  besar melanjutkan studi ke Mesir. Pasalnya sudah banyak kakak kelasnya yang berhasil studi di Mesir. "Bisa saja siswa mengikuti beasiswa ke Mesir dari daerah lain. Tapi kami lebih baik menunda tahun depan sembari melihat kondisi di Mesir," ujarnya.

Sementara itu,  MA NU Banat Kudus masih  tetap mendorong siswinya mengikuti  program beasiswa. Bahkan saat ini sudah ada tiga siswi yang mendaftar dan siap mengikuti seleksi.

Kepala Sekolah MA NU Banat, Moh Said, mengatakan kisruh di Mesir memang membahayakan, tetapi anak didik tetap didorong untuk mengejar keilmuan. "Kami mendorong siswa untuk menuntut ilmu lebih tinggi," ujarnya, Kamis.

Salah seorang siswi yang telah  mendaftar, Noor Saidah mengaku semangatnya tak surut meski kondisi Mesir sedang tak aman. Ia pun siap berangkat tahun ajaran ini jika lolos  seleksi. "Tetep semangat mengikuti tes beasiswa, jikapun lolos siap berangkat," ujarnya yang mendaftar di Jurusan Ushuluddin Universitas Al Azhar Kairo Mesir.

Meski sampai sejauh ini kebijakan pendidikan pemerintah belum memutuskan soal pengiriman pelajar ke Mesir, Saidah dan kedua temannya sudah menyiapkan persyaratan, di antara keahlian bahasa Arab serta hafal Alquran minimal tiga juz.(adb)