Warta HADRATUSSYAIKH HASYIM ASYARI (7)

Mbah Hasyim, Pengabdian Berbuah Karya Besar

Rabu, 6 Juli 2011 | 23:00 WIB

Jakarta, NU Online
Di antara sifat menonjol Mbah Hasyim yang dirasakan masyarakat sekelilingnya adalah totalitas mengabdi kepada sekelilingnya. Kemuliaan sifat Mbah Hasyim tersebut dirasakan siapa saja yang sempat berada di sejelilingnya. Kelompok tokoh kemerdekaan misalnya, merasakan totaltas perhatian Mbah Hasyim terhadap tanah air.

"Sungguh beruntung Indonesia mempunyai Kiai Hasyim, termasuk kiai pondok pesantren lainnya. Kami merasakan bagaimana cinta tanah air mereka. Saat itu kami tak pernah lelah keluar masuk ke rumah kiai-kiai di sepanjang Pulau Jawa, dari Banten hingga Banyuwangi, hanya untuk berbagi beban memperjuangkan negeri ini terbebas dari kolonialisasi," kata seorang anak bangsa yang sekarang dianugerahi gelar Pahlawan di depan namanya, sebagaimana dituturkan KH. Mustofa Masud pada Tim Riset LTN PBNU saat seminar sufi dalam rangka Harlah NU Ke 85 di Surabaya, 3 Juli 2011.
<>
Kalangan pondok pesantren juga merasakan perhatian Mbah Hasyim, dan yang terbesar adalah qanun asasi Nahdlatul Ulama.

"Qanun Asasi Nahdlatul Ulama itu panduan pribadi-pribadi untuk berislam dengan baik di Indonesia. Totalitas perhatian itu akhirnya mempengaruhi Pembukaan UUD 1945 yang berbentuk kalimat, 'dengan rahmat Allah Yang Mahakuasa'. Jadilah Qanun Asasi NU sebagai karya besar pesantren yang mampu menandingi 'The Declaration of Independen' dari Abraham Lincoln," kata Doktor lulusan salah satu universitas terbaik di Amerika Serikat tersebut.

Masih menurut Mustofa, Perhatian Mbah Hasyim juga dirasakan bocah-bocah yang sempat ditemuinya. "Mbah Hasyim sering berkeliling desa menaiki delman. Mbah Hasyim selalu memperhatikan bocah-bocah yang ditemuinya. Kadang mereka berkumpul, dan Mbah Hasyim mengenal satu persatu nama bocah-bocah itu. Mbah Hasyim rutin memberi permen setiap kali mereka berkerumun. Suatu kali Mbah Hasyim bertanya, 'mana Fatimah?' Rupanya ada satu bocah yang tidak ada dalam kerumunan itu. Di lain hari Mbah Hasyim meraih dan memegang bagian atas kepala bocah-bocah itu." Kata Kiai Mustofa yang sering melakukan suluk.

Penulis: Emha Nabil Haroen
Sumber: Tim Riset LTN PBNU