Warta

Melongok Pusat Rehabilitasi Narkoba Ponpes Assidiqiyah

Rabu, 16 November 2005 | 12:14 WIB

Jakarta, NU Online
Banyaknya korban akibat penyalahgunaan narkoba yang terjadi di Indonesia membutuhkan penanganan serius, termasuk upaya pemulihan dan pengembalian mereka kepada masyarakat. Pesantren selama ini telah dikenal dengan berbagai metode untuk membantu korban narkoba seperti yang dilakukan oleh Pesantren Suralaya di Tasikmalaya .

Sekitar 3 bulan yang lalu, Ponpes Assidiqiyah mulai turut berpartisipasi dengan mendirikan pusat perawatan Narkoba dengan metode mandi sauna digabungkan dengan aroma therapy. Sebenarnya metode ini tidak dikhususnya untuk penderita narkoba saja, tetapi juga untuk berbagai macam penyakit lainnya.

<>

Metode yang dikembangkan oleh H Joni dari Banyuwangi tersebut telah terbukti sukses di daerah tersebut dan selanjutnya dicoba dikembangkan di Jakarta dengan menggunakan campuran rempah-rempah dan bahan dari lautan.

Ruang perawatan masih terletak satu komplek dengan Ponpes, disebelah selatan masjid yang terdapat pintu akses bagi tamu umum untuk masuk ke dalam pondok. Ruangan untuk pasien laki-laki dipisahkan dengan pasien perempuan. Masing-masing terdiri dari ruangan untuk perawatan tubuh, muka dan kaki.

Pertama kali pasien diminta untuk mandi sauna atau mandi uap dalam sebuah ruang tertutup selama 15 menit dengan melepaskan semua pakaian. Saat didalam pasien akan mengeluarkan keringat sebanyak-banyaknya dan merasa segar. Bagi yang tidak kuat panas, mereka dapat keluar sebenar dan masuk lagi.

Selanjutnya tibalah waktu untuk perawatan wajah dengan waktu selama 15 menit. Ini dilakukan dengan memakai kain penutup kepala untuk menghindari uap keluar. Jika terlalu panas, muka dapat dijauhkan dari sumber uap yang panas yang berbau rempah-rempah dan ramuan dari lautan. Terakhir, pasien dirawat kakinya. Ini dikarenakan pusat syaraf manusia berada di kepala dan kaki manusia.

Sehabis melakukan perawatan tersebut, badan akan terasa segar karena keringat keluar dengan deras. Pasien juga disediakan air putih untuk mengganti cairan tubuh yang hilang melalui keringat. Bagi peserta yang kuat, setelah istirahat mereka dapat kembali memasuki ruangan untuk menguras keringatnya.

Setelah selesai mandi uap pasien dilarang untuk tekena air sslama tiga jam. Ini untuk mencerah terjadinya kerusakan dalam tubuh akibat perubahan suhu yang tiba-tiba dari panas menjadi dingin dalam waktu yang cepat.

Pengasuh Ponpes Assidiqiyah KH Nur Iskandar SQ menjelaskan bahwa sudah terdapat beberapa orang yang berhasil menghilangkan toksin narkoba dalam tubuhnya dengan metode ini, selain berbagai penyakit lainnya seperti diabetes, kanker dan lainnya.

Pelawak Basuki yang saat tengah belajar agama di Ponpes Assidiqiyah juga tengah mandi sauna. Ketua PBNU HM Rozy Munir yang sedang berkunjung ke pesantren tersebut, Selasa (15/11) juga menyatakan kepuasannya atas pelayanan yang diberikan. Tiap hari diperkirakan terdapat sekitar 20 orang yang melakukan perawatan. Banyak diantara mereka yang pegal-pegal mengaku keluhannya menjadi hilang dan tak lagi perlu terlalu sering untuk melakukan pijat urat.

Direktur Drug Advisory Programme Colombo Plan Tay Bian How juga sangat terkesan dengan pusat perawatan tersebut setelah menyempatkan diri menjenguk fasilitas yang ada. Ia memimpikan hal yang sama juga dimiliki pesantren di Pakistan atau Afganistan.(mkf)