Semarang, NU Online
Ilir Ilir Ilir Ilir/Tandure wus sumilir/Tak ijo royo-royo/Tak sengguh temanten anyar
Tembang Ilir-ilir gubahan Sunan Bonang untuk berakwah di Tanah Jawa itu begitu riang dibawakan seorang bocah kecil berdandan meriah dengan iringan alat musik kentrung. Si bocah yang mahir memainkan gitar cilik alias ukulele itu lantas berpidato dengan sangat lincah.
<>“Teman-teman, siapa yang suka lumpia? Makanan khas Semarang ini enak lho! Tapi kalau misal diberikannya dengan dilemparkan ke wajah Anda, apa masih enak? Nah, begitu pula dengan Islam. Kalau disampaikan dengan cara kasar dan keras, tentu tak akan ada yang mau menerima. Jadi, dakwah harus disampaikan secara baik. Betuullll?”
Untaian ayat Al-Qur'an Surat al-Anfal 62 tentang dakwah harus dengan hikmah, bijaksana, dilantunkan dengan merdunya sebelum dia berpidato. Itulah salah satu epidose penampilan Dai Cilik Agil Munawar Fuady (10) asal Semarang di studio ANTV, beberapa waktu lalu.
Dai cilik multi talenta. Begitu julukan para penonton acara Pildacil. Sebutan ini melekat karena kemampuan Agil yang luar biasa, baik di siaran TV maupun panggung off air.
Putra bungsu dari lima bersaudara dari pasangan H Chobirun Zuhdy dan Hj Siti Asmah ini pandai berpidato, bermain musik, dan mengarang lagu sendiri untuk mendukung dakwahnya.
Di tiap penampilannya, bocah kelahiran Palangkaraya, 18 Juli 2001 ini selalu membawa alat musik kentrung, gitar kecil yang juga biasa disebut ukulele. Dan itu menjadi ciri khasnya.
"Bunda terharu karena di Indonesia ada anak yang memiliki multiple intelligence persis seperti generasi Rasulullah yang sangat berbakat di berbagai bidang," ucap Neno Warisman mengomentari penampilan Agil di studio ANTV.
Soal kecerdasan jangan ditanya. Agil pintar sekali mengolah kalimat dan memilih kata. Di sekolahnya, SDIT Harapan Bunda Semarang, dia selalu peringkat satu sejak kelas I. Saat masih di TK di Kalteng dulu, IQ Agil pernah diukur, skornya 130. Ini masuk skala jenius atau superior.
Murid kelas V ini bersama timnya juga pernah menjuarai Juara II Robotic tingkat Kota Semarang. Maklum, dia ikut ekstra kurikuler Robotik, English dan Rebana di sekolahnya. Piala lain yang pernah diraihnya adalah Juara 1 pidato Putra (Mapsi) tingkat kota Semarang, Juara II pidato putra Festival Anak Sholeh Indonesia (FASI) tingkat Propinsi Tahun 2008, juara puisi, dan juga juara peragaan busana.
Talenta lain Agil adalah kepandaiannya membuat puisi maupun opini. Teman-temannya kagum pada puisi maupun karangannya. Sehingga mereka sering memesan atau membeli karya tulis Agil itu.
“Teman-temannya suka memesan atau membeli karya tulis Agil. Ada yang ngasih Rp 500, Rp 1.000 dan lainnya,” tutur ayahnya sambil tertawa, saat Merput datang ke rumahnya, Jl Plamongan Peni 213 RT 01 RW VIII Pedurungan Kidul Kecamatan Pedurungan Semarang.
Bakat Sejak Kecil
Menurut penuturan sang ayah, bakat seni Agil sudah terlihat sejak balita. Beberapa kali Agil tampil bermain musik di TK Siti Fatimah, Semarang. Agil juga beberapa kali tampil mengaji tilawah dan adzan saat taman kanak-kanak.
Bakat ini semakin tampak seiring pertambahan usianya. Keyboard, ukulele, seruling, biola adalah beberapa alat musik yang dikuasai Agil. Kakak-kakaknya mengajari Agil memainkan alat musik maupun menggambar.
Mengenai mentalnya yang begitu kuat, ibundanya menceritakan, sewaktu bayi, Agil selalu diajak saat ibu atau ayahnya tampil ceramah di TVRI Kalteng. Jadi, meski belum mengerti apa itu studio TV dan kamera, Agil sudah punya memori tentang siaran yang ditonton orang.
“Barangkali karena dia selalu kami ajak saat kami di TVRI membuat dia sekarang enjoy tampil di depan TV,” tutur Asmah.
Ayahnya menambahi, belajar yang terbaik adalah dengan contoh nyata.
“Mungkin karena Agil kami ajak saat kami berpidato, dia terapkan dengan gayanya sendiri,” ujar Chobirun.
Nama Agil sendiri, sambungnya, diambil dari nama Menteri Agama saat si anak dilahirkan. Yaitu Sayid Agil Husein Al-Munawar yang memang sangat mendalam ilmunya.
“Saya sangat kagum kealiman Bapak Menteri Agama, Sayid Agil Munawar. Maka anak kelima kami ambilkan nama beliau. Dan beliau berkenan,” ujarmya.
Pengaruh Keturunan
Jiwa seni mengalir dari orang tua Agil. Ayahnya yang keturunan kyai di Kebumen, ahli mengarang syair dengan bahar (irama) aneka macam. Chobirun yang terlatih mengajar bocah sekolah ini juga menyukai aneka jenis alat musik.
Keluwesannya membuat dia sukses menjadi guru dan mubaligh, lalu dipercaya memimpin Nahdlatul Ulama Kalimantan Tengah maupun MUI Kalteng semasa memegang jabatan di Kanwil Depag kalteng
“DI PWNU kalteng saya pernah jadi Katib Syuriyah lalu wakil ketua Tanfiziyah,” terangnya.
Sementara ibu Agil, Siti Asmah tak kalah kental jiwa seninya. Sama seperti suaminya, Asmah berasal dari keluarga ulama Kebumen. Asmah yang aktif Fatayat NU dan Muslimat NU, pernah terpilih jadi anggota DPRD Kebumen untuk Partai Persatuan Pembangunan.
Ia adalah anggota dewan paling muda saat tahun 1982-1987 itu. Masih gadis berusia 22 tahun. Salah satu rekan kerjanya adalah Soekamto, ayah kandung Wakil Gubernur Jateng Rustriningsih.
“Organisasi NU mengasah kemampuan saya berdakwah. Dan seni adalah bagian penting di dalamnya. Agil ternyata mewarisi,” tutur guru Aqidah Akhlak di MAN I Semarang ini.
Pengalaman itu pula yang mengantarkan Asmah dipercaya menjadi wakil ketua PW Muslimat NU Kalimantan Tengah.
Bangga
Keluarga besar SDIT Harapan Bunda sangat bangga pada dia. Apalagi Agil sangat supel bergaul. Saat dia harus mengikuti karantina di Jakarta selama 2 bulan, teman-teman sekolahnya merasa kesepian. Juga teman-teman bermain di sekitar rumahnya.
Kepala SD Harapan Bunda Lusiana Fatmawati S.Ag mengatakan; “Kami merasa bangga dengan Agil. Semoga prestasi yang diraih bisa menjadi inspirasi untuk orang tua dan anak-anak lain”.
Demi menyukseskan Agil di ajang Pildacil, pihaknya selalu memobilisasi dukungan SMS dari wali murid, siswa dan masyarakat luas. Dia pun mengajak para pembaca untuk memberi dukungan.
“Agil membutuhkan dukungan SMS agar bisa bertahan di Pildacil. Mari ramai-ramai ketik DACIL AGIL kirim ke 9899. Satu nomor bisa dipakai berkali-kali,” ajaknya.
Redaktur : Hamzah Sahal
Kontributor : Moh. Ichwan
Terpopuler
1
Menag Nasaruddin Umar akan Wajibkan Pramuka di Madrasah dan Pesantren
2
Hukum Pakai Mukena Bermotif dan Warna-Warni dalam Shalat
3
Kiai Ubaid Ingatkan Gusdurian untuk Pegang Teguh dan Perjuangkan Warisan Gus Dur
4
Pilkada Serentak 2024: Dinamika Polarisasi dan Tantangan Memilih Pemimpin Lokal
5
Dikukuhkan sebagai Guru Besar UI, Pengurus LKNU Jabarkan Filosofi Dan Praktik Gizi Kesehatan Masyarakat
6
Habib Husein Ja'far Sebut Gusdurian sebagai Anak Ideologis yang Jadi Amal Jariyah bagi Gus Dur
Terkini
Lihat Semua