Pandeglang, NU Online
Bagi masyarakat Pandeglang, rampak bedug merupakan tradisi yang sudah mengakar. Di bulan Ramadhan, tabuh-menabuh bedug ini menjadi salah satu kegiatan yang banyak dilakukan saat menunggu waktu berbuka puasa.
Menjelang berbuka puasa, rampak bedug menjadi satu pilihan untuk ngabuburit. Selain menyenangkan karena dapat menunda datangnya rasa lapar, dengan melakukan rampak bedug masyarakat dapat tetap melestarikan budaya rampak bedug. “Daripada ngabuburit sambil melakukan kegiatan yang tidak jelas juntrungannya, masyarakat sini memang lebih suka melakukan rampak bedug,” kata Bambang Heryanto, warga kampung Gardutanjak, Pandeglang kepada NU Online, Ahad (21/8).
<>
Rampak bedug sendiri merupakan sajian instrumen berupa perkusi, yang ditingkahi suara bedug berbagai ukuran. Ada beberapa bedug utama yang dipukul oleh pemain yang berdiri di tengah. Di pinggirannya, kelompok musik menimpali dengan bedug berbagai ukuran. Sesekali suara terdengar dari mulut para pemainnya, mirip suara musik tiup. Namun, tak ada sajian instrumen tiup.,yang terdengar, suara harmonis antara bedug dan para vokalis tradisi saling menyahut. Selain itu, para vokalis juga biasanya melantunkan shalawat Nabi Muhammd SAW seraya memuji kebesaran Allah SWT.
Menurut Bambang, awalnya tetabuhan rampak beduk hanya dilakukan warga untuk membangunkan warga dari tidurnya agar segera bersantap sahur. Namun, seiring perjalanan waktu kegiatan ini dijadikan ajang untuk beradu keras memukul bedug. “Alhasil terjadilah pertemuan antar mereka, saling beradu kekuatan bedug. Sekarang, rampak bedug terus berkembang dan semakin menarik karena selalu diikuti dengan nyanyian lagu-lagu salawat Nabi dan pertunjukan kesenian khas Banten lainnya seperti debus,” kata Bambang.
Selain saat menunggu waktu berbuka puasa, rampak bedug juga banyak dilakukan sehabis menjalankan salat tarawih. Seusai salat sunah di malam Ramadhan itu, biasanya kelompok pemuda tidak langsung pulang ke rumah dan melakukan rampak bedug, namun, pada malam hari rampak beduk lebih meriah, karena kegiatan rampak beduk di Pandeglang umumnya memang marak dilakukan warga pada malam-malam bulan Ramadhan.
Redaktur : Mukafi Niam
Kontributor: Candra Zaini
Terpopuler
1
Kolaborasi LD PBNU dan LTM PBNU Gelar Standardisasi Imam dan Khatib Jumat Angkatan Ke-4
2
LAZISNU Gelar Lomba dengan Total Hadiah Rp69 Juta, Ini Link Pendaftarannya
3
Cara Wudhu di Toilet agar Tidak Makruh
4
Gus Yahya Ceritakan Awal Mula Kiai Ali Maksum Merintis Pengajian Kitab di Pesantren Krapyak
5
Hukum Gugat Cerai Suami karena Nafkah Batin
6
Hukum Khatib Tidak Berwasiat Takwa dalam Khutbah Kedua
Terkini
Lihat Semua