Warta ISTRI PRESIDEN BERJILBAB

Militer Turki Boikot Upacara Kenegaraan

Senin, 1 November 2010 | 14:13 WIB

Jakarta, NU online
Militer Turki memboikot upacara resmi di istana kepresidenan karena istri Presiden Turki Abbdullah Gul mengenakan jilbab. Kelancangan pemimpin puncak AD Turki ini tampak mencolok dengan ketidakhadirannya pada Jumat (29/10) malam dalam acara pesta yang digelar Presiden untuk memperingati berdirinya Turki sekuler nan modern pada 1923.

Bahkan militer Turki mengadakan acara resepsi terpisah pada saat bersamaan sehingga memberikan alasan para jenderal itu untuk tidak memenuhi undangan presiden. Partai oposisi utama yang sekuler Partai Rakyat Republik (CHP) juga menolak undangan Abdullah Gul. Demikian laporan media setempat seperti dikutip AFP, Senin (1/11).<>

Ibu Negara Turki mengenakan jilbab, yang menutup kepala dan lehernya sejak remaja. Namun, boikot militer ini dikritik Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan, yang istrinya juga mengenakan jilbab. Para jenderal yang mengklaim dirinya pengawal Republik Turki, menganggap jilbab sebagai ancaman terhadap tradisi sekuler dan kemunduran dari segala larangan pemakain jilbab di sekolah-sekolah dan gedung-gedung pemerintah.

Hayrunnisa Guila dn Emine Erdogan, seperti juga para istri pimpinan Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) yang berkuasa, memakai jilbab hingga menutup seluruh leher dan rambut mereka. Erdogan, yang telah memimpin pemerintah konservatif Islam sejak 2002 mencela para jenderal dengan mengatakan "angkatan bersenjata seharusnya hadir di istana kepresidenan.”

Dulu, para jenderal harus menghadiri jamuan itu untuk merayakan berdirinya Republik Turki. Tapi tahun ini Presiden mengundang pula istri-istri mereka yang berarti perempuan berjilbab. Abdullah Gul, mantan kader AKP, ditekan untuk mencabut larangan berjilbab sejak ia naik ke kekuasaan.

Larangan jilbab di kampus universitas baru-baru ini dilonggarkan oleh Dewan Pendidikan Tinggi (YOK) yang dulu adalah benteng sekularisme, tapi sekarang lembaga itu dipimpin seorang pendukung Erdogan yang pro jilbab.(amf/ant)