Warta

Novelis Pesantren: Perlu Pendekatan Baru Merespon Kisah Cinta Santri

NU Online  Ā·  Kamis, 1 Oktober 2009 | 05:34 WIB

Jombang, NU Online
Dzulhilmi As’ad, novelis pesantren asal Jombang menyatakan diperlukan pendekatan baru dalam merespon kisah cinta para santri.Menurutnya, pendekatan serba dikekang kurang relevan jika diterapkan dalam semua lingkungan.

ā€œSaat ini akses informasiĀ  terbuka bagi siapa saja termasuk santri, yang dibutuhkan sekarang adalah keterbukaan wacana keislaman dan pendekatan baru pada generasi muslim, tidak perlu ditutup- utupi lagi,ā€ katanya<>

Dengan menulis novel yang diakrabi generasi Muslim saat ini, Gus Edo, panggilan akrabnya, berharap para santri dan generasi muda Muslim dapat memahami nilai-nilai Islam tentang cinta sebagai fitrah manusia yang tak terhindarkan. Namun untuk mengaplikasikannya harus disesuaikan dengan norma-norma Islam.

Ditambahkannya pula bahwa Islam itu agama yang lengkap, mengatur dari hal kecil hingga besar.dan cinta termasuk di dalamnya.

ā€œIslam itu agama yang lengkap, mengatur dari hal-hal yang kecil. Nah, yang kecil saja diurusin apalagi tema besar cinta ini,ā€ katanya ditemui NU Online, di kompleks Pondok Pesantren Darul Ulum Peterongan, Rabu (30/9).

Ditanya tentang diskursus Pacaran Islami, Gus Edo tidak menampik kemungkinan keberadaannya.

ā€œSaya kira itu (pacaran Islami) ada, jadiĀ  tidak semua bentuk pacaran itu terlarangā€.

Namun buru- buru penulis ā€œTasawuf Cintaā€ ini menambahkan keprihatinan ketika mulai banyak orang yang menyatakan wajar bersentuhan atau berciuman dalam pacaran.

ā€œSaya prihatin kecenderungan permisif masyarakat saat ini tentang pacaran ini. Dalam Islam, bagaimanapun hubungan antara pria perempuan tidak boleh bersentuhan, berciuman dan khalwat (berdua-duaan tanpa orang lain)ā€ pungkasnya.(yus)

Gabung di WhatsApp Channel NU Online untuk info dan inspirasi terbaru!
Gabung Sekarang