Warta MENGENANG KH YUSUF HASYIM

Orang yang Tegas tapi Humoris

Selasa, 16 Januari 2007 | 05:27 WIB

Jakarta, NU Online
Meninggalnya KH Yusuf Hasyim merupakan duka bagi seluruh warga nahdliyyin. Perjuangannya kepada bangsa dan NU tak akan pernah terlupakan. Berbagai rintisan yang ditinggalkan kini tinggal diteruskan oleh generasi muda NU. Kenangan manis selama aktif di NU akan tetap dikenang oleh para sejawatnya dan para kadernya yang ia didik untuk meneruskan perjuangannya.

HM Rozy Munir, ketua PBNU memiliki banyak kenangan manis. Pergaulannya dengan Pak Ud terjalin akrab karena ayahnya, KH Munasir Ali merupakan komandan Batalyon 39 atau dikenal dengan Divisi Brawijaya. “Pak Yusuf Hasyim dititipkan ke Pak Munasir waktu di militer, otomatis sobonya ya Mojokerto – Tebuireng. Ini membuat hubungan keluarga kami menjadi dekat, apalagi saya merupakan anak pertama. Orangnya tegas, tapi humoris,” tuturnya.

<>

Setelah masa perjuangan fisik selesai, dan pensiun dari militer, keduanya masih sering berkumpul di legiun veteran di Jakarta. Tempat kumpul yang lain adalah di Jl. Cut Mutia 2 miliki Pak Surono almarhum. Disitu berkumpul para tokoh politik, baik dari Masyumi seperti kyai Mukti, dari Murba, Adam Malik, Khoirul Sholeh dan lainnya. Pak Ud memang dikenal memiliki kenalan dari banyak komunitas.
 
Menurut Rozy, semasa muda, Pak Ud suka bergaya layaknya koboi, pakai sepatu boat, punya pistol dan memang hobi berat nonton film koboi. “Kalau nonton film koboi saya paling sering diajak, tempatnya di Megaria atau di Garden Hall, sekarang planetarium TIM. Disamping ketokohannya, saya juga terpengaruh gayanya,” imbuhnya.

Dosen UI tersebut bertutur bahwa Pak Ud memang bisa bergaul dengan segala usia dan segala lintas politik. Paman Gus Dur tersebut bisa kumpul dengan tokoh-tokoh NU yang tua seperti Pak Masykur, Pak Munasir. Akrab dengan teman sebayanya seperti Pak Said Budairi, Sutanto, ketua Sarbumusi, Mahbub Junaidi, dan Cholid Mawardi. Dibawahnya ada Sholahuddin Wahid, Rozy Munir, Zamroni dan teman-teman lain baik dari UI maupun dari IAIN.

“Saya lebih dekat dengan Pak Yusuf Hasyim daripada ayah saya. Saya sering menemani dalam kunjungan ke Ansor daerah atau dari perjalanan dari Jakarta - Tebu Ireng, bahkan saya sering nyupiri,” paparnya.

Peristiwa G30S PKI menimbulkan bentrokan fisik antara PKI dan pemerintah maupun antara PKI dengan NU. Banyak kyai yang dikejar dan dibunuh. Otomatis Banser yang dipimpinnya tampil ke depan bersama militer dikantong-kantong  NU di Jatim, Jabar, atau Jateng. Lalu ada pelarangan dari pemerintah terhadap PKI dan organisasi dibawahnya.

Konfrontasi antara NU dan PKI tersebut sebenarnya telah dimulai sebelum meletusnya G30S PKI. Barisan Tani Indonesia (BTI), underbow PKI dalam bidang pertanian, melakukan penyerobotan tanah dimana-mana dan memancing-macing Ansor. Untuk menghadapi situasi ini Pak Ud yang merupakan ketua Banser pertama tersebut melakukan penggemblengan anggota Banser. “Saya pernah diajak ke Brebes, pas ulang tahun NU. Disana ditampilkan demonstrasi banser yang membacokkan pedang ke tubuh manusia, tapi tak mempan, mengerikan sampai polisi menyetopnya.
 
Saat itu hubungan antara banser dan TNI sangat erat termasuk dengan Kopassus atau dikenal dengan RPKAD. Banser mendapatkan training seperti militer. “Karena Pak Ud bekas tentara maka mudah menjalin hubungan dengan militer, apalagi keluarga Tebu Ireng,” katanya.

Masa-masa itulah Pak Yusuf Hasyim merupakan tokoh yang sangat disegani kepemimpinannya. Ia juga terkesan sebagai orang yang perkasa. Rozy menceritakan suatu saat, mobil Pak Ud tertabrak kereta api dan terseret sampai beberapa meter, namun ia keluar dari mobilnya dengan tak menderita apa-apa.

Salah satu tokoh NU yang terkenal masa-masa itu adalah Subhan ZE. Rozy bertutur bahwa hubungan kedua tokoh tersebut sangat akrab.mereka sering berdiskusi di rumah Subhan di Jl Banyumas 4. Bahkan Pak Ud menempati rumah Subhan yang ada di Jl Perdata Tebet.
 
Perkembangan informasi tak pernah ditinggalkan oleh Pak Ud. Karena itulah, kemana-mana ia selalu membawa radio yang bisa menangkap siaran luar negeri. Ia juga selalu membawa tape recorder dan fotokopian tentang informasi terkini. “Pokoknya beliau sangat well informed. Kita yang muda-muda sering diberi tahu informasi-informasi rahasia yang didapatnya,” katanya.

Untuk urusan politik, Kyai Yusuf Hasyim memang dikenal sebagai orang yang keras dan tegas, apalagi dengan PKI, tak ada kompromi. Ia juga turut mewarnai DPR. Sesuatu yang dinilainya tak sesuai dengan ajaran agama ditolaknya, karena itulah ia pernah walk out waktu pembahasan UU perkawinan di DPR. Namun demikian, kadangkala ia kemajon, punya pemikiran sendiri, terus jalan sendiri. Karena sikapnya itulah, tak heran ia menjadi public figure yang sering menjadi sorotan media.

Meskipu