PBNU Mengutuk Keras Penyerangan Ahmadiyah
Senin, 7 Februari 2011 | 02:49 WIB
Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) mengutuk keras aksi penyerangan terhadap anggota Ahmadiyah di Cikeusik, Pandeglang Banten, Minggu, yang menewaskan tiga orang anggota jamaah itu.
"Kami mengutuk keras tindak kekerasan tersebut," kata Ketua Umum PBNU KH Said Aqil Siroj saat dihubungi wartawan di Jakarta, Ahad, 6 Februari 2011.
<>
PBNU meminta aparat penegak hukum bersikap tegas dengan mengusut tuntas dan memproses para pelaku penyerangan itu sesuai hukum yang berlaku.
Ia mengatakan, secara akidah, kalangan Islam, termasuk NU, tidak membenarkan ajaran Ahmadiah, bahkan menilai ajaran itu menyimpang sehingga ditolak.
Namun demikian, tandas Said Aqil, bukan berarti tindakan semena-mena boleh dilakukan terhadap anggota Ahmadiyah.
"Soal ajaran Ahmadiyah ditolak seluruh Islam, itu benar. Tapi kita tidak boleh semena-mena," kata kiai lulusan Universitas Ummul Qura, Mekkah, Arab Saudi itu.
Oleh karena itu, PBNU prihatin kasus penyerangan terhadap kelompok Ahmadiyah yang tidak kunjung usai.
Kekerasan yang dilakukan terhadap Ahmadiyah, kata dia, justru akan membuat Ahmadiyah semakin menjauh dari Islam.
"Kalau orang (Ahmadiyah, red) dicaci maki, apalagi sampai dikerasi, dipukuli, dibunuh, diusir, rumahnya dirusak, justru akan semakin fanatik dan menjauh dari kita," katanya.
Jadi, kata Said Aqil, kekerasan bukanlah solusi untuk mengajak Ahmadiyah kembali ke Islam yang benar, masih ada jalan terbaik yakni melalui dialog.
"Saya dari NU siap berdiskusi, berdialog dengan Ahmadiyah. Tapi diskusi yang objektif, bukan dengan mencaci maki atau melecehkan," katanya.
Dengan diskusi yang obyektif, Said Aqil optimistis anggota Ahmadiyah bisa menerima dengan baik ajakan untuk kembali ke ajaran Islam ahlussunnah.
"Insya Allah kalau nanti hasilnya separuh dari kelompok Ahmadiyah kembali ke ahlussunah, ya... alhamdulillah. Saya tidak menarget seratus persen kembali ke ahlussunnah," katanya.
Dikatakannya, lewat jalan dialog pula, Mushaddeq, sosok yang pernah mengaku sebagai nabi pada 2007, akhirnya bertaubat mengakui kekeliruannya.
"Dalam dialog nanti saya ingin dengar terlebih dulu seperti apa pemahaman Islam mereka. Setelah itu barulah berdiskusi. Saya akan menghargai pendapat mereka," katanya.(bil)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Keistimewaan Umat Nabi Muhammad
2
Khutbah Jumat: Rabiul Awal, Maulid, dan Keutamaan Membaca Shalawat
3
Khutbah Jumat: Meraih Berkah dan Syafaat dengan Shalawat
4
Innalillahi, H Tosari Widjaja Wafat dalam Usia 84 Tahun, Aktivis NU Sejak Muda
5
Gelar Munas, Sako Pramuka Resmi Berganti Nama Jadi Pandu Ma'arif NU
6
Harlah Ke-95, LP Ma’arif NU akan Wujudkan Visi Pendidikan Bereputasi Internasional
Terkini
Lihat Semua