Warta

PBNU Minta Pemerintah tak bubarkan MAPK

Jumat, 1 September 2006 | 16:57 WIB

Jakarta, NU Online
PBNU meminta pemerintah tidak membubarkan Madrasah Aliyah Program Khusus (MAPK)  yang memiliki muatan mata pelajaran agama lebih banyak daripada Madrasah Aliyah biasa. Jurusan ini masih diperlukan oleh orang tua dan anak didik yang ingin belajar agama secara lebih mendalam.

"Instruksi penutupannya sudah ada, tapi kami ingin mempertahankan itu. karena ini merupakan masukan dari masyarakat kepada kami,"demikian diungkapkan Ketua PBNU, Prof Dr Masykuri Abdillah di sela Pembukaan Rakernas Lembaga Pendidikan Ma’arif NU di UIN Syarif Hidayatullah, Tangerang, Banten, Jumat malam.

<>

Dikatakannya bahwa jurusan ini memiliki muatan agama sekitar 30 persen. ini berbeda dengan jurusan lainnya pada MA seperti jurusan IPA, IPS dan Bahasa yang muatan pendidikan agamanya hanya berkisar antara 5-10 persen.

Madrasah Aliyah (MA), lanjut dia, selama ini tak banyak bedanya dengan sekolah umum karena menurut UU dianggap sebagai sekolah umum yang bercirikan keagamaan sehingga dengan porsi pendidikan keagamaan hanya 5-10 persen, sedangkan pelajaran umum sampai 90-95 persen.

"Apalagi pelajaran agama di MA sekarang digunting lagi menjadi tinggal empat SKS dari sebelumnya delapan SKS, sehingga MA yang asalnya menitikberatkan pendidikan agama seperti Akidah, akhlak, fiqih, dan lain-lain kini semakin diberati pendidikan umum," katanya.

Ia mengakui, Depag mengurangi porsi pelajaran agama dan memperbesar penggunaan kurikulum nasional dengan maksud lulusan madrasah tidak semakin ketinggalan dalam bersaing di dunia luar.

Namun, dengan mengikis ciri khas madrasah yaitu pendidikan agama, ujarnya, madrasah menjadi tak seperti yang diharapkan dan serba tanggung. Saat ini banyak lulusan MA yang tak lancar dalam membaca Al Qur'an.

"Bagaimanapun harus ada kesempatan bagi siswa Madrasah untuk memilih jurusan yang akan diikutinya, jurusan pendidikan keagamaan dengan demikian harus tetap ada, karena peminatnya masih ada," ujarnya.

Memang, persyaratan untuk mendirikan MAPK agak berat karena harus memiliki asrama sehingga polanya seperti di pesantren karena diluar jam pelajaran normal, akan diisi dengan pengajian layaknya di pesantren.