Warta

PBNU Minta Semua Pihak Menahan Diri

Selasa, 4 April 2006 | 11:35 WIB

Jakarta, NU Online 
Makin memanasnya hubungan antara pemerintah Indonesia dan Australia mendapat perhatian dari Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU). Ketua PBNU Bidang Luar Negeri, Rozy Munir meminta semua pihak menahan diri agar ketegangan antara pemerintah Indonesia dan Australia tidak semakin meruncing.
 
Sebagaimana diketahui, pasca pemberian suaka politik terhadap 42 warga Papua oleh pemerintahan Australia serta pemuatan kartun prersiden SBY oleh surat kabar The Weekend Australian, hubungan baik RI-Australia sebagai negara sahabat terganggu. "PBNU meminta semua pihak menahan diri dan mencari solusi yang bermartabat, sehingga masalah yang dihadapi tidak semakin meruncing dan melebar kemana-mana," kata Rozy Munir kepada wartawan di kantor PBNU, Jalan Kramat Raya 164 Jakarta Pusat, Selasa (4/4) kemarin.
 
PBNU, kata Rozy Munir, dapat memahami kemarahan bangsa Indonesia karena tindakan pamerintah  Australia yang melecehkan dan menghina itu. Dikatakan, Kamarahan bangsa Indonesia tersebut adalah bentuk nasionalisme yang tinggi. Namun, masalah tersebut harus diselesaikan secara baik, sehingga hubungan RI-Australia dapat diperbaiki."Jangan mengail di Air keruh lah," tuturnya.
 
PBNU khawatir adanya pihak-pihak yang ingin mengadu domba antara RI dan Australia. Karena itu, semua pihak, terutama tokoh politik harus jeli mengambil keputusan. "Kita harus hati-hati, karena karena banyak warga negara Indonesia di sana. Dan sebaliknya, warga Australia di Indonesia juga banyak," jelasnya.
 
Agar permasalahan dapat diselesaikan dengan cepat, pemerintah RI harus segera menggelar pertemuan dengan pemerintah Australia. Sebab, masalah yang makin memanas tersebut tidak akan dapat diselesaikan hanya dengan saling menyerang lewat media massa. "Intinya harus ketemu dulu," jelasnya.
 
Lebih lanjut, mantan Menteri BUMN era pemerintahan KH. Abdurrahman Wahid ini mengatakan, ketegangan antara RI-Australia akan berdampak pada masalah ekonomi, pendidikan, pariwisata, dan sebagainya. Harus diakui, saat ini banyak warga Indonesia di Australia dengan berbagai macam kegiatan, seperti pekerja, mahasiswa dan wisatawan."Begitu pula orang Australia di Indonesia," katanya.
 
Pada dasarnya, PBNU tetap berharap dan mendorong terciptanya perdamaian dan kerjasama antara negara sahabat dan tatangga, seperti Australia."Jangan sampai juga menggangu konstalasi negara Asia Pasifik yang sedang berkembang dengan baik, dalam berbagai bidang dan sector pembangunan," jelasnya.(dar/amh)
 
Â