Warta

PCNU Pamekasan: Perangi Kebodohan dan Dekadensi Moral

Senin, 19 Maret 2012 | 11:32 WIB

Pamekasan, NU Online
Dalam rangka menuju kesempurnaan suatu generasi bangsa, maka para pemuda harus terus-menerus memerangi kebodohan dan dekadensi moral. Sebab, keduanyalah yang selama ini menjadi sumber utama akan kehancuran suatu bangsa.<>

Demikian disampaikan ketua PCNU Pamekasan KH Abdul Ghoffar saat memberikan sambutan dalam acara Harlah IPPNU ke-57 di Gedung Serba Guna Pamekasan, Sabtu (17/3). 

“Ada yang perlu pula diperhatikan oleh kalangan pemuda, bahwa tidak ada yang lebih penting daripada takwa kepada Allah dan mencari ilmu,” ujar salah satu Dosen Universitas Islam Madura itu.

Beliau menambahkan bahwa jangan pernah berpikiran karena masih muda, seorang pemuda lantas membolehkan dirinya melakukan apa saja. Dikatakan, kebebasan manusia itu dibatasi oleh agama demi menjaga kemuliaannya baik di dunia maupun di akhirat kelak.

Lanjutnya, kebodohan dan rusaknya moral dapat membuat kehidupan bangsa tidak tentu arah. Ia pun dipastikan mengalami kemunduran dan menjauh dari peradaban.

“Oleh karena itu, perangilah kebodohon dan dekadensi moral!” tandasnya.


Lemahnya Penguasaan Bahasa
Kiai Ghoffar juga menyinggung tentang pentingnya pemuda menguasai bahasa, minimal bahasa Arab dan Inggris. Baginya, menguasai kedua bahasa tersebut hingga kini tetap menjadi keharusan.

“Melalui bahasa Arab, kita bisa leluasa mendalami ajaran agama Islam. Dan bahasa Inggris juga penting karena ini bahasa Internasional, semua negara mewajibkan diri mempelajari sekaligus menguasainya,” ujar Kiai Ghoffar.

Di Pamekasan, Kiai Ghoffar menyadari betapa lemah para pemudanya dalam penguasaan bahawa Inggris. Akibatnya, peluang mendapatkan beasiswa ke luar negeri yang dijembatani PBNU tidak bisa dimanfaatkan secara baik.

Bagi Kiai Ghoffar, lemah dalam penguasaan bahasa adalah tergolong orang bodoh. Dan orang bodoh tak layak menjadi pemimpin.

“Pemuda adalah calon pemimpin. Dan kalau seorang pemimpin itu bodoh, maka sama halnya dengan tidak ada pemimpin. Keberadaan seseorang itu dilihat dari akhlak dan ilmunya,” tegas Kiai Ghoffar yang disimak dengan khidmat oleh hadirin.

“Oleh karena itu, melalui peringatan Harlah IPPNU ini, kita bangun diri dari keterpurukan,” tandasnya. 


Redaktur     : Syaifullah Amin
Kontributor : Hairul Anam