Warta

Pemerintah Abaikan Pembangunan Moral

Kamis, 20 Oktober 2005 | 05:43 WIB

Kediri, NU Online
KH Zainuddin Djazuli, pengasuh Pondok Pesantren Al Falah, Ploso, Mojo, Kediri, Jawa Timur, menilai  pemerintah hingga kini masih kurang memperhatikan aspek pendidikan moral bangsa.

"Akibat tidak adanya perhatian dalam membangun moral bangsa itulah kewibawaan pemerintah menjadi sirna. Sedikit-sedikit istana didemo, foto presiden diinjak-injak, lalu dimana muru’ah (kewibawaan) pemerintah yang menjadi simbol utama negeri ini," katanya kepada seperti dikutip ANTARA di Kediri, Kamis (20/10).

<>

Hal itu dikemukakannya  menanggapi satu tahun pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono- Yusuf Kalla. Tanpa menyepelekan unsur pembangunan demokratisasi, Zainuddin yang salah satu anggota Mustasyar Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Timur itu mengatakan pembangunan moral bangsa melalui pemahaman materi-materi ahlaqul karimah itu penting.

Ia berpendapat setiap kali pemerintah mengeluarkan kebijakan yang dianggapnya baik dan berpihak pada kepentingan rakyat selalu mendapat pertentangan dari berbagi pihak.

Ia memberikan contoh bagaimana pemerintah memberi bantuan Kompensasi BBM, sekalipun itu baik untuk rakyat, tetapi mengapa banyak yang menentang, apalagi sempat menimbulkan jatuh korban akibat berdesak-desakan, salah sasaran dan lain-lain.

"Jadi pada prinsipnya kebijakan sebaik apapun yang dikeluarkan pemerintah selalu menimbulkan masalah baru," katanya.

Menurut Zainuddin, hal itu disebabkan pemerintah lupa bahwa masalah moral itu penting untuk segera dibenahi di segala lapisan masyarakat, namun yang lebih dulu perlu segera mendapat pembenahan adalah mental para pejabat dan penyelenggara pemerintah.

Sekalipun diakuinya sekarang ini tidak mungkin lagi kewibawaan pemerintah  dibangun dengan cara-cara represif dan intimidatif sikap aparat seperti era Orde Baru.

Oleh sebab itu, ia menekankan bahwa kewibawaan pemerintah sekarang ini hendaknya dilakukan dengan pembangunan moral bangsa melalui pendidikan-pendidikan keagamaan.

"Tetapi saat ini pemerintah terkesan memandang sebelah mata terhadap lembaga-lembaga pendidikan keagamaan yang penyelenggaraannya murni atas swadaya masyarakat, seperti pondok pesantren dan madrasah diniyah," katanya.

Ia menilai pondok pesantren dan madrasah diniyah sangat berperan dalam membangun moral bangsa untuk menjadi generasi ahlaqul karimah.

Sementara itu hal senada juga disampaikan Ketua Lembaga Dakwah Nahdlatul Ulama (LDNU), KH. Nuril Huda. Menurutnya kondisi bangsa yang kian terpuruk akibat krisis yang berkepanjangan ini juga  dipengaruhi mentalitas para pemimpin dan birokrat yang gagal memberikan suri tauladan.

"Akibatnya rakyat kehilangan pegangan dan pedoman, sebab ditengah kemiskinan yang terus mendera rakyat, pemimpin kita pun makin banyak saja korupsinya, tidak malu pamer kekayaan, akibatnya rakyat semakin kehilangan kepercayaan," ujarnya di sela-sela berbuka puasa di gedung PBNU rabu (19/10) kemarin.

Kalau sudah begini, lanjut salah satu tokoh pendiri PMII ini, yang perlu diperbaiki adalah kualitas moral pendidikan keagamaan sejak dini, agar generasi mendatang lebih baik, amanah dan bertanggung jawab bukan saja kepada negaranya tetapi juga kepada penciptanya. "Ini tanggung jawab yang harus diprioritaskan pemerintah sekarang," tandasny. (cih)