Warta

Pengamat: Indonesia Tak Akan Jadi Negara Islam

Senin, 29 Oktober 2007 | 06:18 WIB

Praha, NU Online
Pengamat Indonesia, Dr Harold Crouch mengatakan, Indonesia tidak akan menjadi negara Islam. Ia mengatakan hal itu di hadapan para mahasiswa dan para pemerhati Indonesia yang hadir di aula Kedutaan Besar Republik Indonesia di Praha, Ceko, Senin (29/10), seperti ditulis Suara Merdeka CyberNews.

Ahli ilmu politik dari The Australian National University (ANU) itu dengan gamblang menyampaikan berbagai alasan untuk mendukung pernyataannya. Di antaranya, berjalannya proses demokratisasi, desentralisasi, adanya perubahan konstitusi, dan penegakan hukum yang semakin baik, serta lancarnya pemilu dan pilkada di Indonesia.<>

"Ini semua membuat saya yakin bahwa Indonesia dapat menjawab berbagai tantangan yang mengarah ke perubahan yang tidak baik, termasuk disintegrasi bangsa. Kenyataan seperti itulah juga yang meyakinkan saya bahwa Indonesia tidak akan mengubah dirinya menjadi negara Islam," papar Crouch seperti dirilis pejabat Bagian Penerangan Sosial dan Budaya KBRI Praha, Azis Nurwahyudi.

Pada awalnya, Crouch yang dikenal sebagai seorang ahli yang banyak menulis mengenai peran politik tentara di Indonesia mengaku sempat skeptis terhadap perubahan yang terjadi pada awal reformasi. Namun, setelah melihat adanya perubahan institusi politik yang membaik maka pemikirannya pun berubah.

"Secara formal, institusi politik di Indonesia sudah sesuai dengan ukuran demokrasi internasional," tegasnya.

Ketika menyinggung tentang peran militer dalam panggung politik dewasa ini, Crouch melihat aspek pembiayaan militer sebagai hal serius yang harus segera diatasi. “Seperti saya, akademisi yang menginginkan anak saya mendapat pendidikan bermutu, tentara juga demikian,” katanya.

Secara singkat, dia menyinggung soal hubungan bilateral antara Indonesia dan Australia. Crouch menyatakan, pemerintah Australia berkali-kali menegaskan keinginan mereka untuk menjalin hubungan yang baik dan kerja sama yang erat dengan Indonesia.

"Sebagai negara yang bertetangga, hubungan baik dan kerja sama yang menguntungkan adalah pilihan terbaik bagi keduanya," tambah Crouch.

Crouch juga menyadari bahwa seringkali terjadi perbedaan pandangan pada tataran masyarakat kedua negara, terutama mengenai konsep hak asasi manusia. Namun, diharapkan perbedaan tersebut dapat diatasi dengan mengurangi kesenjangan informasi yang selama ini terjadi.

Ia juga mengingatkan, meski terjadi perubahan yang membaik, masih terdapat banyak pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Indonesia, seperti pembangunan ekonomi yang menyangkut kehidupan rakyat dan penyelesaian konflik lokal yang dapat mengganggu jalannya sistem politik di Indonesia. (sm/rif)