Warta

Pengeboman Bukan Prilaku Warga NU

Rabu, 28 September 2011 | 23:38 WIB

Surabaya, NU Online
Maraknya kembali kasus pengeboman di tanah air salah satunya disebabkan karena kasus pemboman itu selama ini tidak pernah diselesaikan sampai menyentuh akar masalahnya.

“Penyelesaian kasus bom selama ini kan tidak pernah tuntas,” kata Rais Syuriah PWNU Jawa Timur, KH Miftachul Akhyar.

<>
“Kita ini kan senangnya gupuh kalau sudah ada kejadian,” jelas Kiai Miftah kepada NU Online di Kantor PWNU Jawa Timur pada Rabu (28/9) sore.

Meski demikian, menurut pengasuh Pondok Pesantren Miftachusunnah Kedungtarukan itu, dapat dipastikan pelaku pemboman alias bom bunuh diri itu bukan orang NU.

Sebab, menurut Kiai Miftah, dalam Qanun Asasi ada ajakan kepada umat untuk bergabung dengan NU, karena NU adalah jam’iyah yang menuju keadilan, amanah dan perbaikan.

“Saya yakin orang NU tidak akan terlibat, karena prinsip NU selalalu seimbang,” tutur Kiai Miftah. “Itu tidak ataupun akan dilakukan oleh orang NU,”  lanjut mantan Rais Syuriah PCNU Surabaya itu.

Di sisi lain, kiai alumnus beberapa pondok pesantren salaf itu juga menyayangkan warga NU yang bersikap berlebihan menyikapi hal itu. Misalnya ada Banser yang tahlilan di gereja, itu dinilai sudah berlebihan.

“Simpati ya simpati, membela ya membela, tapi jangan kebablasan,” kata Kiai Miftah. “Kalau tahlil di gereja, itu nahlili siapa?” Kiai Miftah mempertanyakan.

Kepada seluruh warga NU, menantu dari Syaikh Masduqi Lasem itu mengharap agar tidak terpancing suasana. Lebih baik bersikap waspada, sebab benteng pertahanan umat saat ini sudah semakin rapuh dan mudah diterobos orang lain. Sementara waspada itu sendiri adalah ruhnya kebangkitan.

Kepada aparat yang menangani, Kiai Miftah juga berharap agar dapat menyelesaikan masalah itu secara tuntas dari hulu sampai hilir. Sebab tidak akan ada asap kalau tidak ada api.

Lebih dari itu Kiai Miftah berharap agar aparat tidak menuntut terlalu banyak dari ulama dalam masalah ini untuk menyelesaikan. Sebab aparat dalam bertindak selama ini lebih banyak setengah-setengah. Kadang malah ada permainan tersendiri untuk mengalihkan isu. Biasanya kalau ada kasus besar yang menyudutkan pemerintah, lalu tiba-tiba meledaklah bom.

Redaktur     : Hamzah Sahal
Kontributor : M. Subhan