Warta

Perkembangan Sains dan Teknologi Iran Semakin Pesat

Ahad, 16 November 2008 | 23:24 WIB

Jakarta, NU Online
Jumlah penemuan yang tercatat pada saat revolusi Islam Iran berumur 27 tahun mencapai 4.750 kasus dan jumlahnya tiga tahun terakhir hingga 2008 mencapai 14.500 penemuan atau melonjak tiga kali lipat.

"Pertumbuhan ilmu pengetahuan di Iran dalam beberapa tahun terakhir ini terbilang luar biasa di dunia dan kebanyakan dari penemuan ini berada dalam tahap produksi dan mendatangkan devisa bagi negara," kata Menteri Riset dan Teknologi Republik Islam Iran Muhammad Mahdi Zahidi seperti dikutip dalam siaran pers Kedubes Iran di Jakarta, Jumat.<>

Ia menyatakan, penemuan di bidang perobatan, industri antariksa dan "nano teknologi" selain mendatangkan keuntungan ekonomi juga menjamin keamanan nasional.

Selain itu Zahidi mengatakan bahwa jumlah artikel yang diterbitkan oleh Iran dalam jurnal internasional yang terkemuka mencapai 3.800 pada 2004 dan pada 2008 jumlah tersebut bertambah menjadi 10.500 dan pada tahun akan datang diperkirakan lebih dari 13 ribu artikel yang akan dimuat oleh journal ISI.

Ia menginformasikan suatu dewan yang mendukung para teoritikus terbentuk pada tahun 2003. Perluasan kebebasan berpendapat, produksi ilmu pengetahuan di berbagai bidang dan kritik serta pemeriksaan karya-karya yang sudah diterjemahkan di antara tujuan dari pembentukan dewan ini.

Menurut dia, secara potensial kapasitas ilmu pengetahuan Iran layak mendapatkan perhatian. "Karena tingginya kapasitas ilmu di Iran, penghalang-penghalang pembentukan dewan teoritikus satu demi satu dapat disingkirkan," ujarnya.

Zahidi mengatakan faktor paling menentukan yang mempercepat pembentukan dewan teoritikus adalah dibentuknya sistem administrasi pengkajian bekerjasama dengan parlemen dan pemerintah.

Dikatakananya, dalam buku peraturan peningkatan anggota dewan ilmu pengetahuan, juga telah diberikan perhatian yang besar terhadap para teoritikus.

Ia menyebutkan dewan teoritikus sebagai bagian dari hubungan pihak universitas dengan dunia luar. Dewasa ini para intelektual di luar universitas dapat berdebat dengan para dosen dan mahasiswa di berbagai jenjang tambahan.

Sementara itu Wakil Menteri Riset dan Teknologi Khuramsyad mengatakan independensi bertindak adalah salah satu dimensi kemerdekaan revolusi Islam Iran. "Gerakan ilmu pengetahuan dan minat mencari ilmu di Iran menyebabkan kemajuan di bidang ilmu pengetahuan begitu tumbuh cepat," katanya.

Bukan mustahil, dengan kenyataan ini Iran akan menjadi "kiblat baru" dunia Islam di masa yang akan datang. Selain Iran, negara Muslim seperti Turki dan Malaysia juga tercatat mengalami perkembangan dan pencapaian yang sangat signifikan. Lalu, bagaimana dengan Indonesia? Apakah negara dengan penduduk Muslim terbesar di dunia ini akan tetap "nrimo" terhadap nasibnya yang terpuruk? (ant/atj)