Warta

Perlu Diversifikasi Profesi Warga NU

Selasa, 16 Agustus 2011 | 06:17 WIB

Jakarta, NU Online
Ketua Umum PP Muslimat NU Khofifah Indar Parawansa, mengimbau warga NU akan diversifikasi atau penganekaragaman profesi warga NU di banyak sektor.
Dia mencontohkan warga NU harus lebih banyak lagi bergelut di bidang akuntansi, managemen, finance, pemasaran, seni, dan sebagainya.

“Bidang-bidang tersebut sangat dibutuhkan sekarang ini, untuk kesejahtraan warga NU,” tegas Khofifah di hadapan seratus peserta pelatihan da’i dan da’iyah kader NU angkatan VII, dua hari lalu di aula gedung PBNU lantai 8.

<>“Ini sangat penting lho, misalnya, potensi zakat yang sangat besar, tapi kita tidak bisa mengelola, memenejnya, mana bisa menyejahtrakan umat. Karena itu, kita perlu ada yang faham urusan manajemen. Contoh lain, giliran NU punya bupati, akuntannya dari yang lain. Kalau ada faktor like dan dislike, lewat kita,” lanjut mantan Menteri Pemberdayaan Perempuan masa presiden KH. Abdurahman Wahid ini.

“Sing NU kan modale, modal keikhlasan, habis itu kan nggak ngerti. Bupati disuruh tanda tangan apa, tanda tangan ini, itu, kalau si akuntannya kebetulan ada faktor tidak suka. Ya lewat sudah. Contoh lain, sebagian besar kiai-kiai NU masuk ke dalam dewan pengawas syari’ah. Sementara yang diawasi pada persoalan keuangan, akutansi. Paham apa mboten?” ujar Khofifah disambut tawa.

Mantan ketua PMII cabang Surabaya tahun 1987 ini menambahakan, persoalan yang sama terjadi di Islamic Develpment Bank (IDB). Menurutnya, orang muslim di IDB cuma sekitar 40 %. Padahal itu bank Islam.

“Jadi, sebagian besar posisi-posisi strategis ternyata dikendalikan minhum atau kalangan lain. Kan ironis? Di Indonesia ini, ahli finance banking yang pribumi hanya 5 %. Dan hanya 2 % muslim. NU-nya kira-kira berapa? Ini sahih infonya” paparnya.

Jadi, lanjutnya, bank sayari’ah tidak bisa memberikan kesejahtraan bagi umat, kita maklum, karena kita belum menguasai ilmu itu. Perspektif pembangunan kita, belum nyambung dengan jihad bil-mal.

Redaktur : Hamzah Sahal
Penulis    : Abdullah Alawi