Warta

Pesantren akan Dilatih Atasi Bencana

Kamis, 3 Agustus 2006 | 10:32 WIB

Jakarta, NU Online
Sejumlah pesantren yang ada di daerah rawan bencana akan dilatih untuk mempersiapkan diri, membantu mengatasi bencana sampai dengan proses pemulihan agar masyarakat dapat hidup seperti sedia kala. Program ini merupakan kerjasama antara PBNU dengan AusAID yang ditandangangani di Gedung PBNU, Kamis (3/8).

Bertindak sebagai wakil dari PBNU KH Hasyim Muzadi sedangkan dari fihak AusAID diwakili oleh Dubes Australia Bill Palmer.

<>

Kerja besar NU ini merupakan komitmen NU dalam membantu masyarakat yang saat ini sedang diliputi suasana ketakutan atas bencana yang terus-menerus terjadi di Indonesia, baik gempa yang disertai dengan tsunami, gunung meletus, banjir sampai dengan kebakaran.

Ketidaksiapan masyarakat dalam menghadapi bencana telah menimbulkan jumlah korban dalam jumlah yang besar. Bencana yang melanda Indonesia secara beruntun belakangan ini mengharuskan adanya kesiapan dari masyarakat.

“Pesantren akan dilatih untuk bisa berfungsi sebagai penggerak yang akan melibatkan basis NU dan masyarakat dengan melakukan upaya pencegahan dan penanganan terhadap bencana,” ungkap Ketua Umum PBNU dalam acara penandatanganan MoU tersebut.

Program yang bertajuk Community Based Disaster Risk Management tersebut akan mengarah pada community based yang berorientasi pada resiko atau manajemen bencana. Proses penguatan kelembagaan ini dilakukan dengan membuat kelembagaan di tingkat PCNU di daerah dan juga pesantren akan dijadikan sebagai penggerak CBDRM.

Agar program ini bisa berjalan secara maksimal beberapa fihak yang sudah berpengalaman dalam penanganan bencana akan diajak bekerjasama seperti Center for Disaster Mitigation (CDM), Institute for Reseach and Community Service, Institut Teknologi Bandung.

Kerjasama dengan AusAID ini sudah diawali dengan workshop Community Based Disaster Management (CBDM) yang diselenggarakan di Bogor pada September 2005 dengan melibatkan sebanyak 18 PWNU, 18 Pesantren serta 20 Bakornas dan Satkorlak.

Workshop ini dilanjutkan dengan membuat pilot project di 3 pesantren yang dianggap rawan potensi bencana di PP Assididqiyah Jakarta, PP Nurul Islam Jember dan sebuah pesantren di Magelang. Ditargetkan dalam rentang waktu 2007-2009 terdapat 15 pesantren yang bisa dilibatkan dalam program dengan jumlah dana 4.7 Milyar ini.(mkf)