Warta Kiai Basyir Tutup Usia

Pesantren Kranji Bak Lautan Manusia

Kamis, 20 April 2006 | 11:53 WIB

Lamongan, NU Online
Pondok Pesantren (Ponpes) Tarbiyatut Tholabah Kranji Paciran Lamongan sedang berduka. Salah satu dewan pengasuhnya, KH Mubasyir Adelan, Rabu (19/4) lalu berpulang ke rahmatullah dalam usianya yang ke-63 tahun. Kiai NU kharismatik yang tidak pernah bersentuhan dengan dunia politik itu terlahir pada 12 Lanuari 1943 silam.

Almarhum menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit (RS) Dr Soetomo Surabaya, setelah mengalami demam tinggi usai operasi mata awal bulan April lalu. “Beliau habis operasi mata, tapi tidak sembuh-sembuh. Setelah operasi itu, beliau mengalami demam tinggi dan kadar gulanya meningkat tinggi,“ kata Lukluk Bariroh Baqir, keponakan almarhum ketika dihubungi NU Online lewat ponselnya, Kamis (20/4). 

<>

Sekitar 10 ribu massa yang terdiri dari para kiai, santri, alumnus Ponpes Tarbiyatut Tholabah dan masyarakat umum turut dalam pemakaman adik kandung KH Muhammad Baqir Adelan (Rois Syuriah PCNU Lamongan), yang dilaksanakan hari Kamis. Halaman Ponpes Tarbiyatut Tholabah saat itu menjadi lautan manusia. ”Saya tidak tahu pasti jumlah orang turut memakamkan. Saya perkirakan puluhan ribu orang,“ jelasnya.

Kiai Basyir, demikian almarhum akrab disapa, menghabiskan seluruh hidupnya di dunia pendidikan pesantren. Masa mudanya, almarhum pernah menimba ilmu di Ponpes Denanyar Jombang. Dan tercatat pernah menjabat sebagai kepala Sekolah Dasar di desa Kemantren Paciran Lamongan dan Kepala Yayasan Pondok Pesantren Tarbiyatut Tholabah.

Oleh para santri Ponpes Kranji, almarhum dikenal sebagai sosok kiai yang ikhlas, rajin dan mempunyai semangat tinggi dalam membimbing dan mengajar para santrinya. Almarhum meninggalkan 5 putra dan putri serta 13 cucu. (luk/amh)