Warta KONFERWIL NU JATENG

Pro-kontra Pencalonan Adnan Berlanjut

Sabtu, 12 Juli 2008 | 08:46 WIB

Brebes, NU Online
Pro kontra majunya Ketua PWNU Moh Adnan sebagai Calon Wakil Gubernur Jawa Tengah beberapa waktu yang lalu, nampaknya masih terbawa hingga area Konferensi Wilayah NU Jawa Tengah tanggal 11 s/ 13 Juli 2008 di Ponpes Al Hikmah 2 Benda Sirampog Bumiayu Kabupaten Brebes.

Bagi kelompok yang pro beralasan bahwa majunya Adnan tida lepas dari keinginan, permintaan sekaligus persetujuan PCNU se-Jawa Tengah. ”Janganlah diantara kita lempar batu sembunyi tangan,” kata utusan PCNU Kabupaten Wonogiri. Demikian dilaporkan Tim NU Online.<>

”Kalau memang sudah mendukung untuk maju, ya jangan dibiarkan  Adnan berjalan sendiri dan PCNU se Jateng yang sudah mendukung ya wajib menyukseskannya, jangan kemudian di awalnya ikut mendukung, tapi di tengah jalan lantas balik kanan,” lanjutnya.

Apa yang dilakukan Abu Hapsin dan kawan kawan mendukung pencalonan Adnan adalah menjalankan amanat PCNU se Jateng, bukan memanfaatkan NU untuk kepentingan sesaat. ”Janganlah ada dusta diantara kita pengurus Nahdlatul Ulama,” ujarnya dengan berapi-api.

Sementara itu, Ketua PCNU Kabupaten Sukoharjo Drs. Samarul Falah kepada NU Online berpendapat, diantara calon calon yang ada, Adnan dianggap masih yang paling layak untuk menjadi Ketua PWNU Jawa Tengah periode 2008-2013.

Pasalnya, dalam kurun waktu lima tahun terakhir, PWNU Jawa Tengah telah mengalami kemajuan yang cukup berarti baik dalam hal pembinaan organisasi maupun pembangunan fisik kantor PWNU Jawa Tengah. Jika ada kekurangan di beberapa hal, tidak dapat kesalahan hanya dibebankan kepada Adnan seorang, akan tetapi PWNU secara kolektif.

DR. H. Mujahirin Tohir, Wakil Ketua PWNU Jawa Tengah mengakui, tidak jalannya fungsi koordinatif antar lembaga, lajnah dan Badan Otonom di tingkat wilayah. Menurutnya ada banyak faktor yang mempengaruhi, mengapa lembaga, lajnah dan banom tidak berjalan sesuai harapan. Antara lain faktor SDM dan pendanaan organisasi.

Sementara NU sendiri hingga kini belum memiliki sumber dana tetap yang dapat diandalkan untuk operasional program program yang telah ditetapkan. Selama ini hanya mengandalkan bantuan dari Pemprov, partai dan donatur perorangan.

Semestinya harus didanai dari usaha produktif seperti di cabang-cabang. Misalnya Kota Pekalongan dengan BMT SM NU nya tiap bulan telah memberi kontribusi rutin ke PCNU sebesar 8 – 10 juta.

”Ini menjadi pekerjaan utama pengurus wilayah untuk periode mendatang untuk mendapatkan sumber dana tetap, bisa jadi jika gubernurnya dari NU, harus mau memberikan gajinya sebesar 50 % ke PWNU Jawa Tengah,” ujarnya

"Kita akui, PWNU Jawa Tengah belum sepenuhnya dapat menjalankan amanat Konferwil NU tahun 2003 di Unwahas Semarang, tapi kita harus membuka mata hati, sesungguhnya sudah banyak yang dikerjakan oleh PWNU Jateng dan itu dapat dipertanggungjawabkan,” tambahnya. (amz)