Warta

Radikalisme Masuk Perguruan Tinggi Favorit

Kamis, 10 November 2011 | 08:14 WIB

Jakarta, NU Online
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, Ansyaad Mbai, menyatakan pihaknya mendapat laporan dari sejumlah perguruan tinggi terkait masuknya radikalisme di lingkungan kampus.

Menurutnya saat ini radikalisme juga telah masuk ke dalam perguruan tinggi berkualitas baik dan favorit seperti Universitas Indonesia dan Institute Teknologi Bandung.

<>Isu radikalisme yang mengintai kampus favorit di Indonesia ini, menurut Ansyaad, juga bukan hanya ditengarai terjadi pada fakultas agama atau kegiatan rohani saja. Tetapi juga masuk ke fakultas eksakta semacam Teknik dan MIPA.

"Radikalisme itu ternyata lebih marak di lingkungan pendidikan umum khususnya di Perguruan Tinggi Favorit daripada pesantren", kata Ansyaad Mbai, baru-baru ini.

"Ada berbagai cara masuk ke situ. Yang pertama, dengan keterbukaan informasi. Sekarang menggunakan media cepat sekali (menyebarkan inforrmasi), tanpa harus (bertemu) orangnya (secara fisik) masuk kekampus itu. Jadi informasi-informasi tentang agenda-agenda kelompok radikal bisa masuk disitu. Yang kedua, memang sudah ada kader-kader mereka di dalam (perguruan tinggi) itu sendiri," tambahnya.

Ansyaad Mbai menyatakan saat ini di lingkungan kampus, radikalisme menjadi gagasan baru dalam ruang diskusi bebas setelah Pancasila bukan lagi menjadi isu sentral. Radikalisme itu menyusup ke lingkungan kampus dengan memanfaatkan ketidakpuasan mahasiswa terhadap kinerja pemerintah.

Ansyaad mengungkapkan ideologi radikalisme ini berkembang akibat minimnya kegiatan organisasi kemahasiswaan. Organisasi kemahasiswaan semacam BEM, HMI, dan KAMMI dinilai sudah tidak aktif lagi dalam dua tahun terakhir. 

"Kalau dulu kegiatan ekstrakulikuler terstruktur. Mahasiswa disibukkan dengan kegiatan ekstrakulikuler yang dikontrol oleh perguruan tinggi. Misalnya dulu ada pendidikan tentang kewiraan, Pancasila dan sebagainya. Setelah reformasi itu semua menghilang (sehingga) kemudian masuk agenda-agenda baru dari kelompok radikal," demikian pemaparan kepala bagian penanggulangan terorisme, Ansyaad Mbai.


Redaktur : Syaifullah Amin