Menyusul tekanan komunitas internasional terhadap Tehran untuk menghentikan aktivitas nuklirnya, Rusia yang selama ini kerap berbeda pandangan dengan AS dan Uni Eropa menarik seluruh teknisi dan insinyurnya dari pusat reactor nuklir di Bushehr, Iran. Demikian diungkapkan sejumlah pejabat AS dan Eropa di Wina, Selasa (20/3).
Para diplomat tersebut mengatakan, sebagian besar teknisi, insinyur, dan para ahli lainnya telah bertolak ke Moskow pekan lalu bersamaan dengan perundingan antara pejabat tinggi Rusia dan Iran untuk mencapai kesepakatan kaitannya dengan reaktor nuklir Bushehr. Dalam perundingan ini, kedua belah pihak belum mencapai kata sepakat.<>
Meski secara resmi kedua belah pihak mengungkapkan perbedaan yang terjadi di antara mereka adalah finansial, namun perselisihan disinyalir sarat dengan muatan-muatan politik di mana Barat menginginkan Moskow untuk merapatkan barisan bersama AS guna menjatuhkan sanksi PBB pada Tehran yang bersikukuh melanjutkan program pengayaan uraniumnya.
Menyinggung adanya kurang lebih 2000 pekerja Rusia di Bushehr yang hampir menyelesaikan reaktor nuklir, pejabat AS mengatakan: ”Sejumlah ahli dari mereka saat ini sudah meninggalkan (Bushehr).”
Sementara seorang diplomat Eropa yang juga anggota Badan Tenaga Atom Internasional yang perpusat di Wina mengatakan: ”sebagian besar dari mereka (para ahli Rusia) telah berangkat (ke Moskow) akhir pekan lalu saat terjadi perundingan di Moskow antara Kepala Badan Keamanan Rusia Igor Ivanov dan Wakil Kepala Badan Keamanan Iran, Ali Hosseini Tash.
Sumber AP melaporkan, reaktor 95 persen sudah selesai, namun molor 8 tahun dari yang ditentukan. Namun Rusia mengumumkan bulan ini bahwa pekerjaan selanjutnya pada proyek senilai satu milyar dolar AS ditunda karena Iran belum memenuhi pembayaran bulanan terhitung sejak Januari lalu.
Menaggapi sikap Rusia itu, Iran menepis dengan mengatakan bahwa Rusia saat ini menggunakan dalih tunggakan finansial sebagai alasan yang di buat-buat untuk meningkatkan tekanan Dewan Keamanan PBB.
Televisi pemerintah Iran, Selasa (20/3), menyatakan Rusia sebagai ”mitra yang tidak dapat dipercaya” dan menambahkan: ”Sudah jelas bahwa Rusia telah menghentikan konstruksi reaktor (Bushehr) ini di bawah tekanan dan karena alasan-alasan politik.” (dar)
Terpopuler
1
Khutbah Jumat: Gambaran Orang yang Bangkrut di Akhirat
2
Khutbah Jumat: Menjaga Nilai-Nilai Islam di Tengah Perubahan Zaman
3
Khutbah Jumat: Tolong-Menolong dalam Kebaikan, Bukan Kemaksiatan
4
Khutbah Jumat: 2 Makna Berdoa kepada Allah
5
Khutbah Jumat: Membangun Generasi Kuat dengan Manajemen Keuangan yang Baik
6
Rohaniawan Muslim dan Akselerasi Penyebaran Islam di Amerika
Terkini
Lihat Semua