Warta

SAS Center Mesir Meluncurkan Buku Perdananya

Selasa, 16 Agustus 2005 | 09:11 WIB

Jakarta, NU Online
Acara launching buku yang berjudul "Ahlussunnah Wal Jama`Ah Dalam NU Konseptualisasi Tradisi Yang Hidup" baru saja usai. Peluncuran buku perdana terbitan Said Aqil Siradj (SAS) Center PCINU Mesir ini, mendapatkan sambutan yang besar di kalangan mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Mesir. Sedikitnya respon tersebut bisa terlihat dari antusiasme peserta launching buku dan dialog public yang telah berhasil diadakan hari Sabtu 13 Agustus 2005 di Wisma Baru KSW (Kelompok Studi Wali Songo) ini.

Agenda yang sederhana ini ternyata mennyiapkan agenda yang lumayan istimewa, ada dua session utama yang disiapkan panitia kali ini. Pertama session berbahasa Indonesia dan session berbahasa Arab dengan menghadirkan tokoh-tokoh Aswaja yang kompeten baik dari kalangan mahasiswa Indonesia sendiri ataupun dari tokoh masyarakat Mesir. Acara ini dimulai pada jam 18.45 WK lambat 15 menit dari jadwal semula dan berakhir pada jam 23.30 WK.

<>

Session berbahasa Indonesia diformat dalam acara launching buku berjudul "Ahlussunnah Wal Jama`Ah Dalam NU Konseptualisasi Tradisi yang Hidup", pembicara kali ini perpaduan dua tokoh dengan background yang berbeda, Ustadz Ghilmanul Wasath, MA dengan background Muhammidiyahnya mampu mengkritisi buku perdana terbitan SAS Center ini dengan cermat dan tajam sebagai pembicara pertama. Selain memaparkan kelebihan dan pentingnya memiliki buku ini sebagai landasan berpikir yang muderat tentang Aswaja, belaiu juga mengajukan beberapa kritikan yang secara substansial berkisar pada dua hal; pertama, penampilan tokoh-tokoh Awsaja yang dinilai kurang runtut dari priode pertama sampai ulama`-ulama khalaf; karena yang lebih banyak ditampilkan malah ulama khalafnya. Kedua, pada aspek justifikasi yang masih banyak terdapat dalam buku tersebut.

Pembicara kedua Ustadz Tafiqurrahman, S.Ag. tokoh muda peneliti ke-NU-an —sedang menulis tesisnya pada jurusan dakwah Universitas al-Azhar Kairo. Beliau banyak berbicara pada tataran konsep Aswaja NU dalam kontek ke-Indonesiaan. Semenjak dulu NU di Indonesia tampil dengan konsep yang membumi, bahkan lebih bersifat nasionalisme, beliau mencontohkan misalnya tentang penghapusan piagam Jakarta dan penerimaan asas pancasila sebagai landasan dasar Negara Indonesia adalah wujud konkret sikap NU dari dulu sampai sekarang. Oleh karena itu, secara pribadi beliau lebih setuju dengan konsep KH. Said Aqil Siradj bahwa ASWAJA lebih tepatnya diposisikan sebagai manhaj bukan lagi sebagai madzhab.

Setelah sekitar 50 menit kedua pembicara mengahiri pembicaraan, kemudian Saudara Husni Hidayat yang bertindak sebagai Muderator memberikan waktu yang sangat singkat kepada para pembahas dari pihak SAS Center yang diwakili oleh M. Yunus, koordinator kajian dan Suhardiansyah, koordinator penerbitan untuk memjawab berbagai tanggapan terhadap buku SAS Center baik secara substansial ataupun teknis. Diskusi ini berlanjut dengan pertanyaan-pertanyaan dan tanggapan-tanggapan kritis dari para audien yang sedari awal menyimak diskusi dengan seksama sampai jam 20.15 WK. lalu acara di braek sebentar untuk shalat Maghrib.

Sehabis shalat Magrib acara kembali dibuka, kali ini "dialog public" berbahasa Arab dengan menghadirkan tokoh dan penulis terkenal, beliau adalah Prof. Dr. M. Ibrahim Fayyumi doctor Universitas al-Azhar Kairo berkompeten di bidang firaq islamiyah didampingi oleh Prof. Dr. Abd Sattar Rowi pakar Mu`tazilah alumnus Jami`ah Iskandariyah asal Irak. Selama satu jam lebih dialog ini berjalan dengan dikawal oleh Ustadz Aunul Abied Shah, Lc. Deriktur SAS Center dan dimoderatori oleh Saudara Suhardiansyah. Di akhir acara kedua pembicara mengutarakan kegembiraanya karena bisa duduk bersama-sama dan berdialog dengan mahasiswa Indonesia. Kegembiraan ini terutama disampaikan oleh Dr. Abd Sattar yang mengingatkan nostalgia beliau dulu sewaktu ke Jakarta pada tahun 1996 dalam konfrensi Non-Blok sebagai delegasi Irak waktu itu. Menariknya juga beliau ternyata kenal baik dengan KH. Abdurrahman Wahid (GUSDUR) sewaktu kuliah di Universitas Bagdad.

Secara keseluruhan acara berjalan lancar dan sukses dengan menghadirkan semua pembicara yang kompeten dan dihadiri oleh sejumlah audien yang memadati ruangan besar milik KSW. Lalu, setelah sukses dengan buku perdananya SAS Center Mesir diam-diam sudah menyiapkan penerbitan buku yang kedua tentang perkembangan sekte-sekte dalam islam sumbangsihnya terhadap Aswaja.

Kontributor Mesir : A. Nurul Hadi Abdi.